Keindahan Pulau Papua memang tiada
duanya. Bak surga yang jatuh ke bumi, membuat para pelancong datang untuk
singgah ke pulau terbesar di Indonesia ini. Keindahan alam dan budaya hingga
ragam rupa manusianya membuat Papua terlihat eksotis di mata para pengelana.
Maka tak heran jika Papua menjadi magnet yang membuat siapa saja bisa
terpesona.
Papua memiliki banyak pulau-pulau kecil
di sekitar daratan besarnya. Salah satunya adalah Kabupaten Kepulauan Yapen.
Kabupaten yang beribukota di Kota Serui ini memiliki banyak spot menarik yang
belum banyak dikulik. Belum lagi
peranakan Cina Serui yang terkenal dengan kecantikan dan keunikan parasnya.
Jelas semakin melengkapi perjalanan Anda.
Serui
Laut yang Memesona
Jalan-jalan ke Kota Serui tak lengkap
rasanya jika tidak menginjakkan kaki di Serui Laut. Sebuah spot menarik yang
menyuguhkan perpaduan bentang alam dan rumah-rumah panggung di atas laut. Tak
butuh waktu lama untuk sampai di Serui Laut, dari Kota Serui cukup naik ojek
sekali dengan tarif Rp 5000. Untuk melihat keindahan pemandangan di Kawasan
Serui Laut kita harus naik ke bukit kecil yang terletak di dua tanjung yakni,
Tanjung Abori dan Mamori. Suku Aruisai merupakan suku yang mendominasi kawasan
ini. Menurut Hermanus Tanawani, salah satu warga asli setempat mengatakan bahwa
alam di Serui Laut memang unik dan berbeda dengan daerah lainnya di Kepulauan
Yapen. “Pemandangannya indah, banyak wisatawan yang berkunjung untuk melihat
matahari terbit maupun terbenam,” kata dia.
Pemandangan laut dengan gradasi warna
hijau toska dan biru muda serta barisan rumah panggung yang menjorok ke laut
bisa kita nikmati saat naik ke sebuah bukit kecil di atas Tanjung Abori. Para
wisatawan gemar berfoto di area Tanjung Abori ini karena pemandangannya yang
begitu memanjakan mata. Sementara itu jika kita naik ke atas bukit di atas
Tanjung Mamori kita akan disuguhi pemandangan Pantai Minggaf yang masih alami.
Pantai yang banyak ditumbuhi pohon kelapa itu memiliki pasir putih yang begitu
lembut. Selain itu, kita bisa berenang dan menikmati pemandangan alam Pantai
Minggaf ini tanpa dipungut biaya. Wisatawan bebas keluar masuk di area Serui
Laut ini.
Pantai
Air Panas Sambrawai
Salah satu spot menarik yang bisa Anda
kunjungi adalah Pantai Air Panas Sambrawai. Pantai ini terletak di Kampung
Sambrawai Distrik Yapen Utara Kabupaten Kepulauan Yapen. Kita membutuhkan waktu
sekitar 3-4 jam perjalanan darat dengan medan yang penuh dengan tanjakan dan
turunan. Namun, jika sungai sedang banjir bisa memakan waktu hingga 12 jam. Biasanya
ada taksi, berupa mobil L300 atau pick up yang menuju ke sini dengan biaya Rp
100ribu. Para sopir taksi biasanya mencari para penumpang di sekitar Pasar
Serui.
Pantai ini masih sangat alami, bahkan
belum banyak wisatawan yang berkunjung ke sini. Konon, pantai ini merupakan
satu-satunya pantai air panas di Kepulauan Yapen atau bahkan Papua. Biasanya
warga sekitar maupun beberapa pengunjung dari daerah lain di Yapen menggali
lubang di bibir pantai Sambrawai. Setelah terbentuk lubang sesuai ukuran yang
diinginkan air akan menggenang dan air itulah yang terasa hangat. Menurut warga
setempat air panas ini telah ada sejak dulu. Adapun kandungan air panas itu
lantaran mengandung zat panas bumi. Berendam dalam kolam-kolam mungil di bibir
pantai sungguh nikmat. Apalagi sambil memandangi matahari yang akan terbenam di
ujung barat, benar-benar begitu memikat.
Saat air surut atau dalam bahasa
setempat disebut meti, pemandangan Pantai Sambrawai yang masih alami sungguh
memanjakan mata. Kita bisa bersantai sambil memandangi lautan teduh, Samudera
Pasifik yang tenang. Namun, saat November hingga Februari ombak lumayan besar.
Biasanya anak-anak suka bermain papan selancar di antara ombak-ombak yang
lumayan besar. Selain itu, kita juga bisa bercengkrama dengan penduduk setempat,
Suku Unate Wanijan yang begitu ramah dan bersahabat. Tidak ada penginapan di
sini, tetapi, Anda bisa menginap maupun homestay dengan warga setempat. Anda
semakin beruntung jika datang ke sini antara Desember hingga Maret karena
bertepatan dengan musim durian dan matoa yang banyak tumbuh di sini. Bahkan,
kampung-kampung di Distrik Yapen Utara merupakan salah satu daerah penyuplai
buah Durian maupun Matoa ke Kota Serui, Biak dan sekitarnya.
Kepulauan
Ambai
Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai
di Distrik Kepulauan Ambai. Cukup menyebrang dari Pelabuhan 3000 Kota Serui
dengan ongkos Rp 10.000 Anda sudah bisa sampai di pulau cantik ini. Pemandangan
rumah panggung di atas laut yang kerap disebut rumah berlabuh segera menyambut
siapa saja yang berkunjung ke Ambai. Pulau-pulaunya indah dan banyak tersebar
di sekitar Teluk Saireri ini. Salah satunya adalah Pulau Ambai besar yang
menawan, banyak aktivitas yang bisa Anda lakukan di sini. Mulai dari berenang
bersama anak-anak setempat hingga belajar membuat manik-manik lebar khas Pulau
Ambai.
Pulau Ambai memiliki ikatan yang kuat
dengan para pedagang cina yang sempat singgah di pulau ini ratusan tahun lalu.
Pulau Toroa yang berada persis di depan Pulau Ambai menjadi saksi bisu
bagaimana budaya tionghoa turut mewarnai kebudayaan Suku Ambai yang unik. Ribka
Fonataba, warga setempat yang pandai membuat manik-manik lebar. Salah satu
kerajinan yang terkenal dari pulau yang pernah dikunjungi Presiden Megawati
Soekarno Putri ini manik-manik lebar atau yang dalam bahasa setempat disebut
Sireu. Biasanya saat acara adat berlangsung warga akan menari dengan
menggunakan manik-manik lebar yang unik. Manik-manik lebar ini juga
diperjualbelikan mulai dari harga Rp 1.000.000 – 5.000.000 tergantung jenis dan
ukuran. “Pedagang cina yang mengenalkan manik-manik ini kepada kami,” kata
wanita yang murah senyum itu.
Salah satu pulau yang juga kerap
dikunjungi para wisatawan adalah Pulau Tiga. Pulau ini sekitar 15-20 menit
perjalanan dari Pulau Ambai Besar. Selain memiliki pasir berwarna putih, pantai
ini juga tergolong masih perawan. Tidak banyak jejak sampah yang tertinggal
selain sampah dedauan dari pohon sekitar. Para pengunjung juga bebas berenang.
Ombaknya tidak terlalu besar, tidak ada karang dan termasuk pantai yang landai.
Itu sebabnya Pantai Pulau Tiga sering dikunjungi wisatawan dari berbagai
wilayah di Kepulauan Yapen dan sekitarnya. Para-para, tempat semacam bale-bale
juga banyak berada di area ini. Jika Anda berkunjung ke sini, sebaiknya membawa
bekal dari rumah, masalahnya tidak ada penjual di sekitar pulau ini.