Ahad, 9 Februari 2014 menjadi hari yang begitu istimewa buat saya. Bagaimana tidak istimewa, impian saya untuk bisa mengunjungi Pulau Tegal akhirnya bisa tercapai juga. Sambil menyelam minum air, tak hanya Pulau Tegal ternyata saya juga mendapat bonus bisa mengunjungi Pantai Sari Ringgung dan Masjid Terapung.
Gapura menuju Pantai Ringgung
Pesona Pantai Ringgung
Perjalanan
menuju Pantai Sari Ringgung yang terletak di Desa Sidodadi Kec. Padang Cermin
Kabupaten Pesawaran ini membutuhkan waktu sekitar satu jam dari Bandar Lampung.
Jalan berlubang akan kita temui di beberapa titik menuju pantai ini. Beberapa
objek wisata pantai seperti Pantai Puri Gading, Pantai Duta Wisata, Pantai
Mutun dan Pantai Queen Artha akan kita lewati sebelum sampai di pantai yang
lebih terkenal dengan sebutan Pantai Ringgung. Pepohonan dan deretan pegunungan
setia menemani perjalanan.
Pantai Ringgung difoto dari tengah laut
Pantai
Sari Ringgung termasuk pantai yang terletak di dalam perkampungan. Sesampainya
di gapura selamat datang menuju Pantai Ringgung, kita membutuhkan waktu sekitar
5 menit untuk benar-benar sampai di bibir pantai cantik ini. Kita akan melewati
dua portal (pos tiket). Satu kendaraan roda dua dikenai tarif Rp.5000,
Sedangkan kendaraan roda empat dikenai tarif Rp.10.000. Berjarak sekitar 700
meter dari pos pertama, kita akan sampai di portal kedua. Seperti halnya di
portal pertama, di portal kedua kita juga dikenai tarif yang sama.
Pantai
Ringgung kini sudah mengalami perubahan yang pesat. Kafetaria, dermaga,
pondokan-pondokan, warung-warung kecil hingga parkir sudah memenuhi kawasan
pantai ini. Tak ketinggalan, Masjid Terapung Al Aminah juga mengapung di
sekitar pantai. Kondisi ini tentunya jauh berbeda saat saya mengunjungi Pantai
Ringgung pada tahun 2008 lalu. Saat itu pantainya masih benar-benar alami. Tak
ada apa-apa disana, hanya ada sebuah pantai alami. Serasa berada di sebuah private beach. Tapi, itu dulu.
Sisi
kiri pantai masih mengedepankan bentuk aslinya. Pantai memang benar-benar alami
apa adanya tanpa adanya perubahan sedikit pun. Pada bagian tengah pantai kita
akan menemui dermaga mungil yang biasanya digunakan untuk menyebrang menuju
masjid terapung ataupun Pulau Tegal. Kafetaria dengan deretan kursi dan
pondokan persis berada disamping dermaga. Sementara di bagian kanan pantai,
tampak jelas bibir pantai sudah ditimbun dengan tanah dari sebuah bukit yang
persis terletak di belakang pantai ini. Pondokan berjajar rapih, konon akan
dibuat waterboom disini. Anda bebas untuk memilih pondokan tanpa dipungut
biaya.
Banyak
aktivitas yang bisa Anda lakukan di pantai ini. Renang, berjemur atau menyusuri
pantai untuk menghilangkan penat bisa Anda lakukan. Memandangi birunya laut
lepas atau melihat aktivitas warga di sekitar kawasan ini juga akan memberikan
nuansa yang berbeda dalam rutinitas kita. Pengelola pantai ini terus berbenah,
beberapa bangunan seperti villa juga sedang dibangun. Pegunungan seolah
mengitari setengah lingkaran bola pada bagian pantai ini. Background pantai ini merupakan barisan pegunungan, sementara pada
bagian depannya terhampar lautan lepas.
Jika
perut mulai keroncongan, Anda tak perlu khawatir. Warung-warung disini bisa
menjadi pelepas rasa lapar Anda. Aneka makanan tersedia, mulai dari pecel
lontong, gorengan hingga aneka snack
dan minuman. Harga yang ditawarkan juga cukup murah. Satu porsi pecel lontong dihargai Rp.7000. Sementara
aneka snack dan minuman harga standar seperti di warung-warung yang biasa kita
beli. Tapi, jika Anda ingin menikmati hidangan dengan nuansa yang berbeda, Anda
bisa mengunjungi kafetaria. Kafe yang terletak persis di bibir pantai ini
menyediakan aneka makanan dan minuman. Deretan meja dan kursi di kafe ini
mengingatkanku akan kafe-kafe yang berjajar rapih di kawasan Pantai Sanur,
Bali.
Masjid Terapung Al
Aminah
Masjid
Terapung Al Aminah, demikian nama masjid yang terletak di kawasan pantai
Ringgung. Berbeda dengan masjid-masjid terapung yang pernah saya kunjungi,
masjid ini benar-benar terapung di lautan. Diantara deretan keramba yang
tersebar di kawasan Pantai Ringgung, tersembul sebuah masjid yang juga terapung
disana. Masjid Terapung Al Aminah menggunakan sistem keramba. Sewaktu-waktu
masjid ini bisa saja bergerak mengikuti gelombang. Masjid ini terbuat dari kayu
papan yang dibentuk dengan sangat unik dan sederhana.
Plang dekat Gapura
Bagian
halaman masjid adalah keramba dengan ikan-ikan yang tampak lincah bergerak
kesana-kemari. Ini benar-benar unik. Sementara pada bagian pojok kanan bagian
depan masjid ada semacam pondokan yang bisa digunakan untuk bersantai. Masjid
ini tidak terlalu luas. Saya tidak bisa memastikan luasnya berapa, hanya saja
masjid ini sepertinya mampu menampung jamaah hingga 60 orang dewasa. Bagian
samping masjid ada selasar yang juga bisa digunakan untuk bersantai atau
istirahat.
Sementara
pada bagian kiri ada warung yang dibuka oleh marbot (penjaga masjid). Warung
ini menjual aneka kebutuhan warga. Mulai makanan ringan hingga bahan bakar
perahu nelayan yang biasa hilir mudik di perairan Ringgung. Walaupun terletak
di tengah lautan, namun jangan salah, untuk aktivitas keagamaan disini lumayan
aktif. Hampir setiap pekan bisa dipastikan ada
pengajian di masjid unik ini. Ibu-ibu pengajian dari berbagai kota di
Lampung biasa mengadakan pengajian di masjid ini. Dermaga Pantai Ringgung
merupakan dermaga satu-satunya agar bisa sampai ke Masjid Terapung Al Aminah.
Masjid Terapung " Al-Aminah" benar-benar terapung di tengah Laut
Pada
bagian dalam masjid, bangunan utama untuk sholat dibuat lebih tinggi dari
bagian selasar yang biasanya digunakan istirahat atau sekedar memandang lautan
lepas. Bangunan ini tampak kokoh walau terbuat dari kayu. Pada bagian atas
masjid ada sebuah kubah kecil berwarna silver. Kubah inilah yang menandakan
bahwa ini masjid. Tempat wudhu disini juga menggunakan air tawar. Tapi, tak mengapa
jika Anda ingin berwhudu langsung menggunakan air laut.
Pulau Tegal nan Eksotis
Anda
pernah mendengar Pulau Tegal ? mungkin untuk warga yang tinggal di sekitar
kawasan objek wisata pantai Pesawaran tak asing lagi dengan pulau kecil ini.
Agar bisa sampai ke pulau yang masih alami ini, kita harus menyewa jukung (
perahu ) di dermaga Ringgung. Perjalanan ditempuh kurang lebih 25 menit dari
dermaga Ringgung agar bisa sampai di pulau tanpa sekolah ini. Perahu bisa
mengangkut penumpang maksimal 20 orang sekali jalan. Tarif yang dikenakan per
perahu yakni Rp.120.000, PP ( Pulang-Pergi ). Sesampainya di Pulau Tegal
biasanya kita langsung menikmati keindahan pulau ini. Pemilik perahu akan
menjemput kita pada sore harinya. Jadi, kita bebas bermain sepuasnya.
Dermaga Pantai Ringgung, siap menyebarang ke Pulau Tegal
Pulau
Tegal merupakan pulau yang banyak ditumbuhi semak belukar dan pohon kelapa.
Nama Tegal sendiri diambil, bukan karena penduduknya berasal dari Tegal.
Tetapi, tegal, dalam bahasa setempat berarti semak belukar. Pulau ini
diperkirakan mulai dihuni sekitar tahun 80 – 90 an. Kini, ada sekitar 30 KK
yang hidup di pulau ini. Mereka setidaknya tersebar di 4 titik pemukiman yakni,
Labuan Agung, Tegal Lunik, Cukuh Lioh dan Teluk Penganten. Tegal Lunik
merupakan kawasan terramai dengan 12-15 KK yang tinggal disana. Sementara di
Cukuh Lioh ada 7 KK, Labuan Agung 6 KK dan Teluk Penganten 4 KK. Mereka hidup
sebagai nelayan ataupun pekebun. Biasanya mereka menanam pisang.
Rumah Warga di Pulau Tegal
Pulau
ini dihuni oleh suku Sunda dan Jaseng ( Jawa-Serang ) yang berasal dari tatar
sunda. Mereka terbiasa menggunakan bahasa Sunda ataupun Jaseng dalam
keseharian. Tak ada sekolah, puskesmas apalagi PLN. Hanya ada 20 rumah yang
diterangi listrik tenaga surya yang merupakan bantuan dari Kementrian.
Masing-masing kawasan pemukiman memiliki sumber air ( sumur ) masing-masing.
Dalam satu kawasan biasanya hanya ada satu sumur yang digunakan bersama-sama. Bagi
Anda, umat Muslim, tak perlu khawatir ada mushola yang bisa digunakan untuk
ibadah sholat. Mushola kecil tapi cukup representatif untuk sebuah tempat
ibadah di kawasan pulau kecil.
Mushola di Pulau Tegal
Sumur di Labuan Agung
Anak-anak
usia sekolah di Pulau Tegal sekitar 20 orang. Mereka tak sekolah. Dulunya ada
bangunan bekas sekolahan yang kini tak terpakai lagi. Biasanya rekan-rekan dari
RBAN Lampung datang kesini tiap pekan untuk memberikan pelajaran buat mereka.
Walaupun
begitu, ternyata pulau ini menyimpan potensi wisata bahari yang besar. Pantai
di kawasan Labuan Agung sebenarnya memiliki pantai yang bagus, sayangnya sampah
tampak berserakan. Pulau Tegal menjadi langgangan kunjungan komunitas pencinta
dunia bawah air karena terumbu karangnya. Bahkan, sejak di kawasan sekitar
Masjid Terapung hingga kawasan Labuan Agung, Pulau Tegal, terumbu karang yang
cantik dapat kita saksikan dengan mata telanjang.
Pantai di Pulau Tegal spot Tegal Lunik
Banyak
aktivitas yang bisa kita lakukan disini. Diving,
Snorkelling, memancing, renang hingga menyusuri pantai sampai kawasan Tegal
Lunik merupakan aktivitas yang bisa Anda pilih. Konon, pulau ini menyimpan
kerragaman terumbu karang. Walaupun saya belum pernah menyelam di kawasan ini,
tapi melihat dari atas perahu yang saya tumpangi membuat saya yakin bahwa pulau
ini memiliki potensi wisata bawah laut yang besar.
Pantai di Pulau Tegal spot Labuan Agung
Anda
masih penasaran dengan pulau yang masuk dalam kawasan desa Tanjung Jaya
Kecamatan Padang Cermin ini ? Ayo Berkunjung ke Pulau Tegal.
Objek Wisata Pasir Timbul
Tak jauh dari pantai Sari Ringgung ada salah satu objek wisata yang kini sedang naik daun di Lampung. Objek wisata bahari Pasir Timbul demikian orang menyebutnya. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15-25 menit menggunakan perahu kecil Anda sudah bisa sampai di sini. Perahu-perahu kecil dengan kapasitas 10-15 orang siap mengantarkan Anda. Biaya yang ditawarkan juga cukup terjangkau. Hanya dengan Rp 200ribu Anda sudah bisa menggunakan perahu ini. Anda akan diantar oleh para nelayan setempat yang beralih profesi menjadi jasa penyewaan jasa perahu. Anda bisa sepuasnya menikmati wahana pasir timbul di sini tanpa adanya keterikatan waktu.
Biasanya para "nahkoda kapal" akan menunggui Anda namun ada juga yang mengambil penumpang lain. Objek wisata Pasir Timbul ini bisa ditempuh dari berbagai pantai di Lampung, misalnya Pantai Duta Wisata, Pantai Mutun, Pantai Queen Artha, Pantai Tirtayasa, Bahkan hingga Pantai Pasir Putih di Kalianda pun bisa membawa wisatawannya ke sini. Namun, tarif yang dikenakan jauh lebih mahal. Satu perahu kecil saja dengan ukuran yang sama untuk sampai di Pasir Timbul lewat Pantai Mutun Anda harus merogoh kocek hingga Rp 400ribu. Namun, jalur yang paling mudah dan gampang untuk mengakses pantai ini ada lewat Pantai Sari Ringgung inilah.
Renang
Anda tak perlu merogoh kocek lagi untuk menikmati wahana ini. Setiap saat pasir akan timbul di tengah lautan lepas. Namun, saat air surut pasir yang timbul menurut Pak Aceng selaku pengelola wisata ini mengatakan bisa mencapai 5 hektare. Bisa Anda bayangkan, area seluas 5 hektare hanya berisi lautan pasir di tengah laut lepas. Kondisi yang surut bisa dijumpai pagi mau pun sore hari. Tidak ada prediksi yang pasti . Tapi, yang jelas Anda masih bisa menikmati pemandangan pasir timbul walau dengan ukuran kecil kapan pun saat Anda berkunjung kesini.
Objek wisata pasir timbul dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang bisa Anda gunakan disini. Ada sekitar 30 pondokan yang tersedia di sini, satu pondokan dikenai tarif sebesar Rp 50ribu untuk ukuran kecil. Sementara untuk pondokan dengan ukuran besar dikenai tarif Rp 100ribu. Ada 3 kamar tidur yang bisa disewa di sini. Namun, jika memang Anda berjiwa petualang Anda bisa menginap di banyak pondodkan yang tersebar di sini. Ada juga Kafe D'apunk yang menyediakan aneka makanan ringan dan snack. Jadi, bagi Anda yang ingin menginap di sini, menu konsumsi ditanggung masing-masing. Namun, Anda tak perlu khawatir, ada beberapa kolam pemancingan yang berisi ikan simba yang bisa Anda pancing. Setiap satu ekor ikan dengan ukuran yang sangat besar dihargai Rp 50ribu. Anda bisa menyantapnya dengan cara dibakar sembari menikmati malam. Dalam satu paket perjalanan wisata menginap sehari semalam menuju destinasi wisata yang satu ini dikenai tarif Rp 700ribu diluar makan. Anda hanya mendapatkan fasilitas jasa penyebarangan perahu PP adri pelabuhan pantai ringgung menuju Objek wisata bahari pasir timbul, kamar tidur, kamar mandi dan Anda bisa menikmati objek wisata ini dengan berbagai kondisi. Anda harus pandai-pandai menawar untuk mendapatkan harga yang murah baik saat hendak menyewa kapal penyebrangan maupun untuk penginapan.
Menikmati liburan, Pasir timbul rasa Maladewa hehehe
Ikan rino atau ikan teri juga banyak di sini. Kata rino diambil dari bahasa Bugis. Masyarakat mengenal ikan rino juga dengan sebutan ikan teri klora. Jumlahnya bahkan mencapai ribuan bahkan hingga puluhan ribu ikan rino. Mereka berrenang secara bersamaan dengan kelompoknya masing-masing dan tidak terpisah. Banyak kelompok ikan-ikan rino yang mengitari di sekitar kawasan obejk wisata bahari pasir timbul ini. Selain itu, juga banyak sekawanan leto-leto. Masyarakat mengenalnya dengan sebutan ikan betok laut. Leto-leto diambil dalam bahasa Lampung yang berarti ikan betok. Berbeda dengan ikan rino yang berenang dengan teratur, rapih dan enak dipandang, Ikan Leto-leto ini berrenang dengan bergerombol namun tidak teratur.
Objek wisata pasir timbul ini telah banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, banyak juga wisatawan yang berasal dari luar negeri yang juga turut hadir di sini. Selain menikmati pemandangan bawah lautnya yang memukau. Anda juga bisa berrenang di sini. Air di kawasan pantai ini masih sangat alami dan begitu jernih. Perpaduan warna biru laut dan hijau toska begitu mempesona. Maka tak mengherankan jika ikan kerapu bebek bis tumbuh dengan sangat baik di sini. Inilah salah satu keunggulan yang bisa Anda jumpai di pantai ini.
Pasir timbul dari kejauhan foto diambil menggunakan Camera360 di siang hari
Saya memutuskan untuk renang bersama dua bocil, Seva dan Abe. Airnya benar-benar jernih, saya begitu menikmati perjalanan kali ini. Bahkan, Ane sangat betah sampai-sampai tidak mau pulang, hehehehe. Patut diajungi jempol objek wisata yang satu ini.
Benar-benar segar dan enak banget renang di sini
Naik Apa ? Habis Berapa?
Objek wisata Bahari Pasir Timbul bisa ditempuh dari kota Bandar Lampung dengan menggunakan sepeda motor, mobil, bus damri, bus travel maupun mobil angkutan pedesaan. Khusus bus damri biasanya berangkat jam 6 pagi menuju arah objek wisata ini. Sementara untuk mobil angkutan pedesaan mencapainya dengan menggunakan angkutan perkotaan (angkot) dari Terminal Rajabasa. Anda bisa menggunakan angkutan warna biru telur bebek menuju Ramayana, Tanjung Karang pusat. Perjalanan dilanjutkan dengan mobil angkot warna merah hati dan turun di gudang lelang. Anda berjalan beberapa meter akan menemukan banyak angkutan perdesaan dengan ciri pintu bagian belakang mobil terbuka lebar sesuai dengan ukuran mobil. Biasanya mobil berwarna hitam dan berbetuk kotak. Barulah Anda turun di plang bertuliskan Pantai Sari Ringgung.
Berjalan bersama dua bocil menuju pasir timbul yang belum sempurna karena lagi pasang
Jika Anda menggunakan mobil pribadi maka ini akan sangat memudahkan perjalanan Anda. Dari Bandar Lampung Anda langsung menuju Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran tepatnya di Pantai Sari Ringgung ( Pantai Ringgung ).Barulah Anda menyebrang menuju pasir timbul.
Alhamdulilllah, saya bisa menikmati semuanya dengan gratis saat liputan hehehe. Bahkan saya bisa naik speed boat milik manajemen objek wisata ini.
Istri bang iyar, Abe, Seva pun turut senang naik speed boat
gw duduk paling diatas speed boat hehehehe
Biaya menggunakan kendaraan pribadi menggunakan motor:
Bensin : Rp. 20ribu
Uang masuk pantai ringgung / org : Rp 5ribu
Uang kendaraan motor : Rp 5ribu (mobil Rp 10ribu, Bus Rp 130ribu)
Uang sewa perahu : Rp 200ribu (kapasitas 10-15 orang)
Untuk menu konsumsi dan penginapan selama perjalanan Anda bisa memprediksikannya sendiri sesuai dengan kebutuhan Anda. Selamat Berliburan.
Mentas, mengakhiri pesta air hahahaha
Tertarik..
BalasHapusBlognya bagus.
bner2 keren
BalasHapussaya kemaren kesana lupa ngambil moment seperti ini makin Keren Pantai Sari Ringgung
BalasHapusKalau pulang ke Lampung, mesti disempetin kesini. Thank u tulisannya kak.
BalasHapussaya mau mengunjungi hari minggu besok
BalasHapusThanks infox kak..beneran pengen k pulau tegal n pasir timbul..
BalasHapusspotnya keren banget kakak :D Lampung emang keyennnn
BalasHapuskalau kita ksorean dari tempat wisata di lampung ,bgm ya dg keamanannya?
BalasHapusapakah aman? saat balik plg ke hotelnya?
Terima kasih telah meuliskan artikel Pantai Sai Ringgung. Bisa djadikan referensi.
BalasHapuspantai ringgung memang siip..ada wisata religi..
BalasHapuspantai ringgung memang siip..ada wisata religi..
BalasHapus