Minggu, 23 Februari 2014

Full Tourism : Pesona Sari Ringgung Beach, Tegal Island and Pasir Timbul


         Ahad, 9 Februari 2014 menjadi hari yang begitu istimewa buat saya. Bagaimana tidak istimewa, impian saya untuk bisa mengunjungi Pulau Tegal akhirnya bisa tercapai juga. Sambil menyelam minum air, tak hanya Pulau Tegal ternyata saya juga mendapat bonus bisa mengunjungi Pantai Sari Ringgung dan Masjid Terapung.


Gapura menuju Pantai Ringgung

 
Pesona Pantai Ringgung

Perjalanan menuju Pantai Sari Ringgung yang terletak di Desa Sidodadi Kec. Padang Cermin Kabupaten Pesawaran ini membutuhkan waktu sekitar satu jam dari Bandar Lampung. Jalan berlubang akan kita temui di beberapa titik menuju pantai ini. Beberapa objek wisata pantai seperti Pantai Puri Gading, Pantai Duta Wisata, Pantai Mutun dan Pantai Queen Artha akan kita lewati sebelum sampai di pantai yang lebih terkenal dengan sebutan Pantai Ringgung. Pepohonan dan deretan pegunungan setia menemani perjalanan.

 
 Pantai Ringgung difoto dari tengah laut

Pantai Sari Ringgung termasuk pantai yang terletak di dalam perkampungan. Sesampainya di gapura selamat datang menuju Pantai Ringgung, kita membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk benar-benar sampai di bibir pantai cantik ini. Kita akan melewati dua portal (pos tiket). Satu kendaraan roda dua dikenai tarif Rp.5000, Sedangkan kendaraan roda empat dikenai tarif Rp.10.000. Berjarak sekitar 700 meter dari pos pertama, kita akan sampai di portal kedua. Seperti halnya di portal pertama, di portal kedua kita juga dikenai tarif yang sama.

Pantai Ringgung kini sudah mengalami perubahan yang pesat. Kafetaria, dermaga, pondokan-pondokan, warung-warung kecil hingga parkir sudah memenuhi kawasan pantai ini. Tak ketinggalan, Masjid Terapung Al Aminah juga mengapung di sekitar pantai. Kondisi ini tentunya jauh berbeda saat saya mengunjungi Pantai Ringgung pada tahun 2008 lalu. Saat itu pantainya masih benar-benar alami. Tak ada apa-apa disana, hanya ada sebuah pantai alami. Serasa berada di sebuah private beach. Tapi, itu dulu.

Sisi kiri pantai masih mengedepankan bentuk aslinya. Pantai memang benar-benar alami apa adanya tanpa adanya perubahan sedikit pun. Pada bagian tengah pantai kita akan menemui dermaga mungil yang biasanya digunakan untuk menyebrang menuju masjid terapung ataupun Pulau Tegal. Kafetaria dengan deretan kursi dan pondokan persis berada disamping dermaga. Sementara di bagian kanan pantai, tampak jelas bibir pantai sudah ditimbun dengan tanah dari sebuah bukit yang persis terletak di belakang pantai ini. Pondokan berjajar rapih, konon akan dibuat waterboom disini. Anda bebas untuk memilih pondokan tanpa dipungut biaya.

Banyak aktivitas yang bisa Anda lakukan di pantai ini. Renang, berjemur atau menyusuri pantai untuk menghilangkan penat bisa Anda lakukan. Memandangi birunya laut lepas atau melihat aktivitas warga di sekitar kawasan ini juga akan memberikan nuansa yang berbeda dalam rutinitas kita. Pengelola pantai ini terus berbenah, beberapa bangunan seperti villa juga sedang dibangun. Pegunungan seolah mengitari setengah lingkaran bola pada bagian pantai ini. Background pantai ini merupakan barisan pegunungan, sementara pada bagian depannya terhampar lautan lepas.

Jika perut mulai keroncongan, Anda tak perlu khawatir. Warung-warung disini bisa menjadi pelepas rasa lapar Anda. Aneka makanan tersedia, mulai dari pecel lontong, gorengan hingga aneka snack dan minuman. Harga yang ditawarkan juga cukup murah. Satu porsi  pecel lontong dihargai Rp.7000. Sementara aneka snack dan minuman harga standar seperti di warung-warung yang biasa kita beli. Tapi, jika Anda ingin menikmati hidangan dengan nuansa yang berbeda, Anda bisa mengunjungi kafetaria. Kafe yang terletak persis di bibir pantai ini menyediakan aneka makanan dan minuman. Deretan meja dan kursi di kafe ini mengingatkanku akan kafe-kafe yang berjajar rapih di kawasan Pantai Sanur, Bali.

Masjid Terapung Al Aminah

Masjid Terapung Al Aminah, demikian nama masjid yang terletak di kawasan pantai Ringgung. Berbeda dengan masjid-masjid terapung yang pernah saya kunjungi, masjid ini benar-benar terapung di lautan. Diantara deretan keramba yang tersebar di kawasan Pantai Ringgung, tersembul sebuah masjid yang juga terapung disana. Masjid Terapung Al Aminah menggunakan sistem keramba. Sewaktu-waktu masjid ini bisa saja bergerak mengikuti gelombang. Masjid ini terbuat dari kayu papan yang dibentuk dengan sangat unik dan sederhana.

 
Plang dekat Gapura


Bagian halaman masjid adalah keramba dengan ikan-ikan yang tampak lincah bergerak kesana-kemari. Ini benar-benar unik. Sementara pada bagian pojok kanan bagian depan masjid ada semacam pondokan yang bisa digunakan untuk bersantai. Masjid ini tidak terlalu luas. Saya tidak bisa memastikan luasnya berapa, hanya saja masjid ini sepertinya mampu menampung jamaah hingga 60 orang dewasa. Bagian samping masjid ada selasar yang juga bisa digunakan untuk bersantai atau istirahat.

Sementara pada bagian kiri ada warung yang dibuka oleh marbot (penjaga masjid). Warung ini menjual aneka kebutuhan warga. Mulai makanan ringan hingga bahan bakar perahu nelayan yang biasa hilir mudik di perairan Ringgung. Walaupun terletak di tengah lautan, namun jangan salah, untuk aktivitas keagamaan disini lumayan aktif. Hampir setiap pekan bisa dipastikan ada  pengajian di masjid unik ini. Ibu-ibu pengajian dari berbagai kota di Lampung biasa mengadakan pengajian di masjid ini. Dermaga Pantai Ringgung merupakan dermaga satu-satunya agar bisa sampai ke Masjid Terapung Al Aminah.

 
 Masjid Terapung " Al-Aminah" benar-benar terapung di tengah Laut


Pada bagian dalam masjid, bangunan utama untuk sholat dibuat lebih tinggi dari bagian selasar yang biasanya digunakan istirahat atau sekedar memandang lautan lepas. Bangunan ini tampak kokoh walau terbuat dari kayu. Pada bagian atas masjid ada sebuah kubah kecil berwarna silver. Kubah inilah yang menandakan bahwa ini masjid. Tempat wudhu disini juga menggunakan air tawar. Tapi, tak mengapa jika Anda ingin berwhudu langsung menggunakan air laut.

Pulau Tegal nan Eksotis

Anda pernah mendengar Pulau Tegal ? mungkin untuk warga yang tinggal di sekitar kawasan objek wisata pantai Pesawaran tak asing lagi dengan pulau kecil ini. Agar bisa sampai ke pulau yang masih alami ini, kita harus menyewa jukung ( perahu ) di dermaga Ringgung. Perjalanan ditempuh kurang lebih 25 menit dari dermaga Ringgung agar bisa sampai di pulau tanpa sekolah ini. Perahu bisa mengangkut penumpang maksimal 20 orang sekali jalan. Tarif yang dikenakan per perahu yakni Rp.120.000, PP ( Pulang-Pergi ). Sesampainya di Pulau Tegal biasanya kita langsung menikmati keindahan pulau ini. Pemilik perahu akan menjemput kita pada sore harinya. Jadi, kita bebas bermain sepuasnya.

 
 Dermaga Pantai Ringgung, siap menyebarang ke Pulau Tegal


Pulau Tegal merupakan pulau yang banyak ditumbuhi semak belukar dan pohon kelapa. Nama Tegal sendiri diambil, bukan karena penduduknya berasal dari Tegal. Tetapi, tegal, dalam bahasa setempat berarti semak belukar. Pulau ini diperkirakan mulai dihuni sekitar tahun 80 – 90 an. Kini, ada sekitar 30 KK yang hidup di pulau ini. Mereka setidaknya tersebar di 4 titik pemukiman yakni, Labuan Agung, Tegal Lunik, Cukuh Lioh dan Teluk Penganten. Tegal Lunik merupakan kawasan terramai dengan 12-15 KK yang tinggal disana. Sementara di Cukuh Lioh ada 7 KK, Labuan Agung 6 KK dan Teluk Penganten 4 KK. Mereka hidup sebagai nelayan ataupun pekebun. Biasanya mereka menanam pisang.

 
Rumah Warga di Pulau Tegal

Pulau ini dihuni oleh suku Sunda dan Jaseng ( Jawa-Serang ) yang berasal dari tatar sunda. Mereka terbiasa menggunakan bahasa Sunda ataupun Jaseng dalam keseharian. Tak ada sekolah, puskesmas apalagi PLN. Hanya ada 20 rumah yang diterangi listrik tenaga surya yang merupakan bantuan dari Kementrian. Masing-masing kawasan pemukiman memiliki sumber air ( sumur ) masing-masing. Dalam satu kawasan biasanya hanya ada satu sumur yang digunakan bersama-sama. Bagi Anda, umat Muslim, tak perlu khawatir ada mushola yang bisa digunakan untuk ibadah sholat. Mushola kecil tapi cukup representatif untuk sebuah tempat ibadah di kawasan pulau kecil.

 
 Mushola di Pulau Tegal


Sumur di Labuan Agung

Anak-anak usia sekolah di Pulau Tegal sekitar 20 orang. Mereka tak sekolah. Dulunya ada bangunan bekas sekolahan yang kini tak terpakai lagi. Biasanya rekan-rekan dari RBAN Lampung datang kesini tiap pekan untuk memberikan pelajaran buat mereka.

Walaupun begitu, ternyata pulau ini menyimpan potensi wisata bahari yang besar. Pantai di kawasan Labuan Agung sebenarnya memiliki pantai yang bagus, sayangnya sampah tampak berserakan. Pulau Tegal menjadi langgangan kunjungan komunitas pencinta dunia bawah air karena terumbu karangnya. Bahkan, sejak di kawasan sekitar Masjid Terapung hingga kawasan Labuan Agung, Pulau Tegal, terumbu karang yang cantik dapat kita saksikan dengan mata telanjang.

 
 Pantai di Pulau Tegal spot Tegal Lunik
       
       Banyak aktivitas yang bisa kita lakukan disini. Diving, Snorkelling, memancing, renang hingga menyusuri pantai sampai kawasan Tegal Lunik merupakan aktivitas yang bisa Anda pilih. Konon, pulau ini menyimpan kerragaman terumbu karang. Walaupun saya belum pernah menyelam di kawasan ini, tapi melihat dari atas perahu yang saya tumpangi membuat saya yakin bahwa pulau ini memiliki potensi wisata bawah laut yang besar. 


 Pantai di Pulau Tegal spot Labuan Agung


Anda masih penasaran dengan pulau yang masuk dalam kawasan desa Tanjung Jaya Kecamatan Padang Cermin ini ? Ayo Berkunjung ke Pulau Tegal. 


Perahu siap mengantar kembali ke daratan menuju Dermaga Ringgung


Objek Wisata Pasir Timbul

  Jembatan penyebrangan menuju pasir timbul


Tak jauh dari pantai Sari Ringgung ada salah satu objek wisata yang kini sedang naik daun di Lampung. Objek wisata bahari Pasir Timbul demikian orang menyebutnya. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15-25 menit menggunakan perahu kecil Anda sudah bisa sampai di sini. Perahu-perahu kecil dengan kapasitas 10-15 orang siap mengantarkan Anda. Biaya yang ditawarkan juga cukup terjangkau. Hanya dengan Rp 200ribu Anda sudah bisa menggunakan perahu ini. Anda akan diantar oleh para nelayan setempat yang beralih profesi menjadi jasa penyewaan jasa perahu. Anda bisa sepuasnya menikmati wahana pasir timbul di sini tanpa adanya keterikatan waktu.

Biasanya para "nahkoda kapal" akan menunggui Anda namun ada juga yang mengambil penumpang lain. Objek wisata Pasir Timbul ini bisa ditempuh dari berbagai pantai di Lampung, misalnya Pantai Duta Wisata, Pantai Mutun, Pantai Queen Artha, Pantai Tirtayasa, Bahkan hingga Pantai Pasir Putih di Kalianda pun bisa membawa wisatawannya ke sini. Namun, tarif yang dikenakan jauh lebih mahal. Satu perahu kecil saja dengan ukuran yang sama untuk sampai di Pasir Timbul lewat Pantai Mutun Anda harus merogoh kocek hingga Rp 400ribu. Namun, jalur yang paling mudah dan gampang untuk mengakses pantai ini ada lewat Pantai Sari Ringgung inilah.


Renang

Anda tak perlu merogoh kocek lagi untuk menikmati wahana ini. Setiap saat pasir akan timbul di tengah lautan lepas. Namun, saat air surut pasir yang timbul menurut Pak Aceng selaku pengelola wisata ini mengatakan bisa mencapai 5 hektare. Bisa Anda bayangkan, area seluas 5 hektare hanya berisi lautan pasir di tengah laut lepas. Kondisi yang surut bisa dijumpai pagi mau pun sore hari. Tidak ada prediksi yang pasti . Tapi, yang jelas Anda masih bisa menikmati pemandangan pasir timbul walau dengan ukuran kecil kapan pun saat Anda berkunjung kesini.


Para wisatawan tengah menikmati pemandangan di sekitar pasir timbul saat siang hari (5/7/2014)


Objek wisata pasir timbul dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang bisa Anda gunakan disini. Ada sekitar 30 pondokan yang tersedia di sini, satu pondokan dikenai tarif sebesar Rp 50ribu untuk ukuran kecil. Sementara untuk pondokan dengan ukuran besar dikenai tarif Rp 100ribu. Ada 3 kamar tidur yang bisa disewa di sini. Namun, jika memang Anda berjiwa petualang Anda bisa menginap di banyak pondodkan yang tersebar di sini. Ada juga Kafe D'apunk yang menyediakan aneka makanan ringan dan snack. Jadi, bagi Anda yang ingin menginap di sini, menu konsumsi ditanggung masing-masing. Namun, Anda tak perlu khawatir, ada beberapa kolam pemancingan yang berisi ikan simba yang bisa Anda pancing. Setiap satu ekor ikan dengan ukuran yang sangat besar dihargai Rp 50ribu. Anda bisa menyantapnya dengan cara dibakar sembari menikmati malam. Dalam satu paket perjalanan wisata menginap sehari semalam menuju destinasi wisata yang satu ini dikenai tarif Rp 700ribu diluar makan. Anda hanya mendapatkan fasilitas jasa penyebarangan perahu PP adri pelabuhan pantai ringgung menuju Objek wisata bahari pasir timbul, kamar tidur, kamar mandi dan Anda bisa menikmati objek wisata ini dengan berbagai kondisi. Anda harus pandai-pandai menawar untuk mendapatkan harga yang murah baik saat hendak menyewa kapal penyebrangan maupun untuk penginapan.

 
Menikmati liburan, Pasir timbul rasa Maladewa hehehe


Ikan rino atau ikan teri juga banyak di sini. Kata rino diambil dari bahasa Bugis. Masyarakat mengenal ikan rino juga dengan sebutan ikan teri klora. Jumlahnya bahkan mencapai ribuan bahkan hingga puluhan ribu ikan rino. Mereka berrenang secara bersamaan dengan kelompoknya masing-masing dan tidak terpisah. Banyak kelompok ikan-ikan rino yang mengitari di sekitar kawasan obejk wisata bahari pasir timbul ini. Selain itu, juga banyak sekawanan leto-leto. Masyarakat mengenalnya dengan sebutan ikan betok laut. Leto-leto diambil dalam bahasa Lampung yang berarti ikan betok. Berbeda dengan ikan rino yang berenang dengan teratur, rapih dan enak dipandang, Ikan Leto-leto ini berrenang dengan bergerombol namun tidak teratur.



Ribuan ikan berrenang kesana kemari di sekitar pasir timbul ( Camera360 di siang hari )


Objek wisata pasir timbul ini telah banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, banyak juga wisatawan yang berasal dari luar negeri yang juga turut hadir di sini. Selain menikmati pemandangan bawah lautnya yang memukau. Anda juga bisa berrenang di sini. Air di kawasan pantai ini masih sangat alami dan begitu jernih. Perpaduan warna biru laut dan hijau toska begitu mempesona. Maka tak mengherankan jika ikan kerapu bebek bis tumbuh dengan sangat baik di sini. Inilah salah satu keunggulan yang bisa Anda jumpai di pantai ini.



 Pasir timbul dari kejauhan foto diambil menggunakan Camera360 di siang hari


Saya memutuskan untuk renang bersama dua bocil, Seva dan Abe. Airnya benar-benar jernih, saya begitu menikmati perjalanan kali ini. Bahkan, Ane sangat betah sampai-sampai tidak mau pulang, hehehehe. Patut diajungi jempol objek wisata yang satu ini.


 
Benar-benar segar dan enak banget renang di sini




Naik Apa ? Habis Berapa?

Objek wisata Bahari Pasir Timbul bisa ditempuh dari kota Bandar Lampung dengan menggunakan sepeda motor, mobil, bus damri, bus travel maupun mobil angkutan pedesaan. Khusus bus damri biasanya berangkat jam 6 pagi menuju arah objek wisata ini. Sementara untuk mobil angkutan pedesaan mencapainya dengan menggunakan angkutan perkotaan (angkot) dari Terminal Rajabasa. Anda bisa menggunakan angkutan warna biru telur bebek menuju Ramayana, Tanjung Karang pusat. Perjalanan dilanjutkan dengan mobil angkot warna merah hati dan turun di gudang lelang. Anda berjalan beberapa meter akan menemukan banyak angkutan perdesaan dengan ciri pintu bagian belakang mobil terbuka lebar sesuai dengan ukuran mobil. Biasanya mobil berwarna hitam dan berbetuk kotak. Barulah Anda turun di plang bertuliskan Pantai Sari Ringgung.



Berjalan bersama dua bocil menuju pasir timbul yang belum sempurna karena lagi pasang


Jika Anda menggunakan mobil pribadi maka ini akan sangat memudahkan perjalanan Anda. Dari Bandar Lampung Anda langsung menuju Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran tepatnya di Pantai Sari Ringgung ( Pantai Ringgung ).Barulah Anda menyebrang menuju pasir timbul.

Alhamdulilllah, saya bisa menikmati semuanya dengan gratis saat liputan hehehe. Bahkan saya bisa naik speed boat milik manajemen objek wisata ini.

 
Istri bang iyar, Abe, Seva pun turut senang naik speed boat

 
gw duduk paling diatas speed boat hehehehe


Biaya menggunakan kendaraan pribadi menggunakan motor:

Bensin                                         : Rp. 20ribu
Uang masuk pantai ringgung / org : Rp 5ribu
Uang kendaraan motor                 : Rp 5ribu (mobil Rp 10ribu, Bus Rp 130ribu)
Uang sewa perahu                        : Rp 200ribu (kapasitas 10-15 orang)

Untuk menu konsumsi dan penginapan selama perjalanan Anda bisa memprediksikannya sendiri sesuai dengan kebutuhan Anda. Selamat Berliburan.


 Mentas, mengakhiri pesta air hahahaha









11 komentar:

  1. Tertarik..


    Blognya bagus.

    BalasHapus
  2. saya kemaren kesana lupa ngambil moment seperti ini makin Keren Pantai Sari Ringgung

    BalasHapus
  3. Kalau pulang ke Lampung, mesti disempetin kesini. Thank u tulisannya kak.

    BalasHapus
  4. saya mau mengunjungi hari minggu besok

    BalasHapus
  5. Thanks infox kak..beneran pengen k pulau tegal n pasir timbul..

    BalasHapus
  6. spotnya keren banget kakak :D Lampung emang keyennnn

    BalasHapus
  7. kalau kita ksorean dari tempat wisata di lampung ,bgm ya dg keamanannya?
    apakah aman? saat balik plg ke hotelnya?

    BalasHapus
  8. Terima kasih telah meuliskan artikel Pantai Sai Ringgung. Bisa djadikan referensi.

    BalasHapus
  9. pantai ringgung memang siip..ada wisata religi..

    BalasHapus
  10. pantai ringgung memang siip..ada wisata religi..

    BalasHapus

Pages