Minggu, 16 Februari 2014

Amboi Indahnya Pantai Labuan Jukung Krui

 


Pintu Gerbang Pantai Labuan Jukung, Krui


Perjalanan ke Krui ini merupakan perjalanan pertama saya. Selepas menikmati pesona Kota Liwa, saya langsung beranjak menuju Krui ibukota kabupaten Pesisir Barat. Hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk sampai di kota pesisir ini dari Kota Liwa. Replika Pohon Damar tampak begitu kokoh dengan Ikan Marlin diatasnya yang tampak seperti hendak terbang. Itulah tugu yang dikenal masyarakat setempat dengan sebutan Tugu Marlin. Tugu ini menjadi ikon bagi kabupaten yang baru terbentuk sekitar tiga tahun yang lalu ini.



                                                          Tugu Marlin di pusat Kota Krui


Tak jauh dari tugu, sekitar seratus meter dari Tugu Marin kita akan menemui Kuala. Sebuah tempat yang biasanya digunakan untuk jual beli ikan-ikan yang baru saja ditangkap nelayan setempat. Sayang, saat saya mengunjungi daerah Kuala Selalaw beberapa tempat pennjualan ikan belum buka. Mungkin nelayan setempat masih melaut. Disana hanya tampak deretan jukung-jukung yang berbaris rapih di daerah pesisir Krui. Jukung merupakan sebutan nelayan setempat untuk perahu kecil  yang digunakan untuk melaut.
 


Jukung yang berjajar di Kuala Selalaw ( Pasar Ikan Krui )


 
Labuan Jukung, pantai yang biasanya hanya saya liat di koran atau televisi ini, kini benar-benar bisa saya liat secara langsung. Tiket yang ditawarkan juga cukup murah untuk memasuki kawasan wisata yang satu ini.  Pengunjung dewasa maupun anak-anak dikenai tarif yang sama yakni Rp.2000, sedangkan untuk kendaraan roda dua Rp.3000 dan kendaraan roda empat cukup Rp.6000. Mengingat ombaknya yang begitu besar, maka para pengunjung dilarang mandi di pantai eksotis ini. Tetapi, buat Anda para pecinta olahraga selancar, pantai ini sangat cocok untuk Anda.



Pantai Labuan Jukung - Krui



 Ketinggian ombak pantai indah bisa mencapai sekitar 10 meter. Maka tak heran saat saya berkunjung ke pantai yang terletak di pekon Kampung Jawa ini saya melihat beberapa warga setempat sedang asik berselancar. Selain warga yang sedang berselancar, saya lihat juga ada beberapa nelayan yang sedang melabuhkan perahunya.

Selain berselancar Anda juga bisa melakukan aktivitas lainnya seperti berjemur di bibir pantai atau menyusuri sepanjang bibir pantai Labuan Jukung yang masih begitu alami. Dijamin penat Anda selama sepekan bekerja akan hilang. Apalagi untuk para pencinta ombak, melihat ombaknya saja pun Anda akan mengalami sensasi yang berbeda.




Buah Kelapa - Pasir - Ombak di Labuan Jukung


Cuaca tampak mendung sore itu. Beberapa pemuda setempat juga asik bermain bola. Lapangan di pantai ini juga cukup luas. Selain untuk bermain bola, kadang warga setempat juga memanfaatkan lapangan di pantai ini untuk menjemur padi. Memang selain nelayan warga setempat juga berprofesi sebagai petani. Masyarakat pesisir barat merupakan masyarakat heterogen yang menggunakan adat Saibatin Marga.



Barisan Jukung di Labuan Jukung



Selalaw merupakan sebutan untuk sebuah bukit yang menjorok kelautan. Selalaw seperti bukit karang yang tergantung diujung pantai Labuan Jukung. Diatas selalaw ada sebuah mercusuar yang didirikan oleh dinas kelautan. Konon, pemandangan dari atas mercusuar begitu memukau. Lautan lepas yang begitu luas terbentang seantero samudera hindia. Pulau Pisang tampak dikejauhan. Warga biasanya lebih memilih lewat Kuala ketimbang Labuan Jukung jika ingin menyebrang ke Pulau Pisang. Membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk bisa sampai di pulau cantik itu.

Pantai ini sudah dibuka sejak tahun 2000-an, terbukti Warung Tenda Sanda Gaul milik Pak Mad telah buka sejak tahun 2003. Biasanya selain menjual kepala muda, Pak Mad juga menjual aneka makanan ringan hingga nasi goreng. Kelapa muda original dihargai Rp.6000, jika ditambahkan dengan gula maka harganya menjadi Rp.8000, jika Anda ingin menambahkan susu harganya Rp.10.000. Nasi goreng juga menjadi salah satu menu favorit para bule yang biasa berselancar di pantai ini. Satu porsi nasi goreng telor dihargai Rp.10.000. Namun pantai ini baru dikelola oleh Dinas Pariwisata setempat sejak tahun 2008. Gedung serbaguna Selalaw yang baru selesai dibangun juga tampak berdiri kokoh disana. Gedung ini biasa digunakan untuk berbagai acara mulai acara nikahan, acara dinas hingga acara adat. Masyarakat pesisir Barat masih memegang tradisi Lampung dengan kuat.


GSG Selalaw di Labuan Jukung



Masalah penginapan Anda tak perlu khawatir. Melihat banyaknya turis mancanegara maupun domestik yang berlibur di sekitar kawasan kabupaten pesisir Barat maka kini banyak losmen, wisma hingga hotel yang sudah dibangun. Berragam tempat penginapan itu tersebar di berbagai kecamatan mulai dari krui, pesisir tengah, ngambur hingga pesisir selatan. Salah satu wisma yang paling dekat dengan Pantai Labuan Jukung adalah Wisma Jukung. Harga yang ditawarkan di wisma yang memiliki lima kamar ini sekitar Rp.250000 per malam untuk satu kamar. Tapi, anehnya untuk para bule dari mancanegara harganya Rp.150000 per malam. Jika Anda pandai menawar mungkin Anda bisa mendapat harga yang lebih menarik. Maka jangan sungkan untuk menawar. Apalagi jika Anda seorang mahasiswa, backpacker atau rombongan. Fasilitas yang ditawarkan bed, lemari, TV, kulkas, kamar mandi dengan shower dan kamar ber-AC. Pemilik wisma ini adalah Pak Bobby yang bisa Anda hubungi lewat Hp 0813 6955 8842. Tetapi, jika Anda kurang yakin Anda bisa memilih penginapan saat sudah tiba di Pesisir Barat.




Wisma Jukung di depan Pantai Labuan Jukung



Sayang pengelolaan Pantai Labuan Jukung belum begitu maksimal. Sarana ibadah seperti mushola juga belum dibangun disini. Wc umum juga sangat tidak representatif. Hanya ada dua bangunan kecil yang konon disebut wc. Pintunya selalu terkunci, dan akan dibuka saat pengunjung ramai.
Saya benar-benar tak menyangka ternyata Lampung memiliki pantai yang begitu cantik bernama Pantai Labuan Jukung. Perjalanan saya ke daerah timur Indonesia dan menyangka bahwa disanalah surga pantai cantik seolah terbantahkan.


 
Water Closet di Labuan Jukung



Perjalanan dari Krui, saya lanjutkan menuju menuju kecamatan Ngambur. sebuah kecamatan di kabupaten Pesisir Barat yang juga memiliki banyak pantai-pantai cantik yang masih alami. sebelum sampai di Ngambur, saya juga melewati kecamatan Pesisir Selatan. Pantai Tanjung Setia yang tersohor akan keindahan ombaknya, berada disini. Sayang, saya tak sempat singgah disini.



 Pantai Jarwo di Ngambur , hehehehe


Saat sampai di Ngambur tepatnya di dekat MI Darul Ulum pekon Muara Tembulih saya menemukan pantai cantik yang belum bernama dan belum terkelola dengan baik. Letaknya yang agak masuk kedalam membuat pantai cantik ini belum tersentuh pembangunan. Secara, spontan dan bercanda saya namai pantai ini, Pantai Jarwo. Sesuai nama panggilan saya, hehehehe. Wah, puas rasanya berkeliling Pesisir Barat dengan pantai-pantainya yang mempesona. Ayo ke Pesisir Barat.



Pantai Jarwo dari sisi lain ,, hehehe


0 komentar:

Posting Komentar

Pages