Bromo
seperti sebuah magnet yang mampu menyedot perhatian para wisatawan. Keindahan gunung
berkawah ini memang tiada duanya saat cuaca cerah. Namun, saat kabut tebal
lengkap dengan rinai hujan dikirimkan Tuhan saat kita tiba di gunung eksotis
ini, maka kita patut bersyukur kepada Sang Pencipta alam semesta raya, Alloh
SWT. Saatnya kita panjatkan doa kala hujan menyapa, Allohumma Syoyiban Nafi’an.
Selama
ini aku hanya bisa melihat keindahan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru lewat
buku travelling atau internet saja. Sejak lama sudah terpikirkan olehku untuk
berkunjung ke sini. Keinginan yang menggebu-gebu disertai dengan campur tangan
Alloh yang begitu kuat, akhirnya sampailah aku di sini. Alhamdulillah, Segala
Puji Hanya Bagi Alloh.
Taman
nasional yang terletak di 4 kabupaten di Jawa Timur ini merupakan salah satu
objek wisata andalan. Hampir setiap pekan ratusan hingga ribuan pengunjung memadati
kawasan yang dihuni oleh Suku Tengger ini. Para wisatawan datang dari 4 pintu
masuk kawasan wisata ini yakni lewat Desa Wonokitri (Pasuruan), Cemoro Lawang
(Probolinggo), Ngadas (Malang) dan Argosari (Lumajang). Biaya masuknya Rp. 30ribu
/ orang. Aku bersyukur sekali bisa masuk dengan gratis, bahkan mobil milik
saudaranya temanku yang mengantarku ke sana bisa masuk hingga kawasan Lautan
Pasir.
Lautan
pasir yang biasanya kering, kini basah oleh air hujan. Kabut tebal datang silih
berganti. Rinai hujan terus mengguyur membasahi bumi. Ada banyak penyewa jasa
kuda yang menawarkan diri. Perjalanan dari area parkir di Lautan Pasir menuju
anak tangga dibanderol Rp. 125ribu per orang. Aku lebih memilih berjalan kaki,
selain olahraga juga untuk menghemat biaya. Ternyata tak membutuhkan waktu lama
untuk sampai ke puncak Bromo. Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit saja.
Wisata
menuju Bromo akan terasa mahal jika datang sendirian. Biaya sewa kamar saja sekitar
Rp. 200ribu – Rp.400 ribu, satu kamar bisa digunakan 3 – 4 orang. Wisatawan
yang datang tanpa kendaraan pribadi umumnya menyewa hartop (sejenis mobil jeep)
untuk sampai ke berbagai objek wisata di Kawasan Bromo. Biaya sewanya antara
Rp. 600ribu – Rp. 700ribu dengan kapasitas penumpang 4-6 orang.
Aku
pun melanjutkan perjalananku menaiki anak tangga. Kata Teko Tato, pemandu
wisata di sana, ada 253 anak tangga yang harus dilewati. Namun, saat kuhitung
ternyata hanya ada 243 anak tangga. Lalu kemanakah perginya 10 anak tangga yang
lainnya ? entahlah. Mungkin aku yang salah menghitung atau memang jumlah anak
tangganya hanya 240. Wallohu ‘Alam.
Objek
menarik yang sering dikunjungi wisatawan diantaranya Bukit Pananjakan I dan II,
Bukit Cinta, Bukit Kingkong, Watu Kuto, Bukit Teletubies (Savana) dan Pasir
Berbisik. Biasanya wisatawan yang menyewa hartop mulai berangkat mengunjungi
spot-spot menarik di Bromo ini sekitar pukul 02.00 atau 03.00. Wisatawan akan
diajak menuju Pananjakan untuk melihat sunrise. Menikmati padang savana di
Bukit Teletubies, menyesap keindahan pasir berbisik hingga mengunjungi Watu
Kuto yang antik.
Tak
banyak tanaman yang bisa hidup di sini. Menurut Siswoyo, seorang pencari bunga
di Gunung Bromo mengatakan ada bunga-bunga cantik yang hidup di sini.
Diantaranya bunga Edelweis, Lavender, Padi Gunung, Bunga Matahari, Mawar
Gunung, Kepyur dan Bulu Kucing. Ada juga tanaman bluberry gunung yang di sini
dikenal dengan Setinggi. Satu paket kombinasi bunga ini dihargai Rp. 20ribu.
Bromo
Oh Bromo, dirimu telah menyita perhatianku. Aku berharap suatu saat bisa
kembali menyapamu. Perjalanan menyusuri punggung tubuhmu benar-benar semakin
membukakan mata basirohku akan kebesaran Alloh SWT.
Malang,
25 Maret 2016
After landing at the airport, start your trip journey from this beautiful place and have some fun over here.
BalasHapuscheap airport parking
AMOGUS :S :D
BalasHapusSaya ZACIAN AJA
BalasHapus