Selasa, 01 September 2015

5 Pulau yang Wajib Anda Kunjungi saat di Lampung




Angin semilir menyeruak menerpa beranda Bakauheni. Lautan luas terhampar di depan mata. Pulau-pulau kecil tampak tersebar tak beraturan. Dengan aneka bentuk dan ukuran. Ada yang ditumbuhi bakau, tak jarang ada yang “tampil” memukau. Sebagai provinsi yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia tentunya potensi bahari sangat potensial untuk dikembangkan. Belum lagi pulau-pulau kecil di sekitar Selat Sunda yang begitu eksotis. Pulau-pulau ini memiliki keindahan tersendiri yang tidak akan Anda temukan di daerah lainnya. Kali ini tim perjalanan Lampung Post menyuguhkan 5 pulau cantik yang wajib Anda kunjungi saat berlibur ke Lampung.

1.      Pulau Pisang 

Tim perjalanan Lampung Post membutuhkan waktu hingga 4 jam perjalanan darat dari Kota Bandar Lampung untuk sampai di Kota Krui. Kota yang terkenal dengan damar kucingnya ini merupakan ibukota Kabupaten Pesisir Barat. Jalanan yang harus ditempuh lumayan mulus. Agar bisa sampai di Pulau Pisang kita bisa menggunakan 2 alternatif rute perjalanan. Pertama, dari Pelabuhan Kuala Selalaw Kota Krui. Lewat penyebrangan ini kita membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan dengan ombak lumayan tenang. Jika beruntung Anda bisa menjumpai lumba-lumba yang aktif bermain-main di sekitar perairan Krui. Alternatif yang kedua, dari Kota Krui Anda melanjutkan lagi melalui jalur darat menuju Pelabuhan Tebakak. Waktu tempuhnya sekitar 20-30 menit. Sesampainya di dermaga Tebakak kita bisa langsung menuju Pulau Pisang dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Ombak lumayan besar jika melalui dermaga yang sekilas seperti pantai biasa ini.

Pulau Pisang menyuguhkan keindahan alam Lampung yang tak terduga. Pulau yang dihuni masyarakat asli Lampung ini memiliki pasir pantai yang sangat lembut. Tak hanya itu, perpaduan biru laut dengan hijau toska tersebar di banyak titik. Jika Anda ingin berenang haruslah waspada. Ombak lumayan besar di sini. Pulau pisang akan banyak memberikan kenangan manis yang tak pernah Anda lupakan.

2.      Pulau Pahawang

Pulau yang kini tengah naik daun ini memang sangatlah ramai saat akhir pekan tiba. Tak hanya pengunjung dari Sai Bumi Ruwai Jurai saja, namun banyak juga wisatawan yang datang dari luar provinsi. Pulau Pahawang memang tidak hanya menyuguhkan keindahakn bawah lautnya saja, namun juga menyuguhkan pemandangan alam yang begitu eksotis. Terumbu karang yang masih alami dengan aneka jenis ikan bahkan bisa dilihat dengan mata telanjang. 

Pulau Pahawang masuk dalam Kabupaten Pesawaran, Lampung. Waktu tempuhnya sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Bandar Lampung. Dari Kota Tapis Berseri kita menuju Pelabuhan Ketapang kita hanya butuh waktu 1 jam. Dan, dilanjutkan dengan perjalanan laut menuju Pahawang juga dengan waktu yang sama. Anda bisa mengunjungi pulau-pulau di sekitarnya yang juga tak kalah keren. Ada Pulau Maitem, Pulau Kelagian Lunik dan Kelagian Balak yang bisa Anda susuri. 

3.      Pulau Balak

Pulau ini juga masuk Kabupaten Pesawaran. Keindahan pasir putihnya yang masih sangat alami membuat siapa saja yang berkunjung ke sini akan ketagihan. Saat air pasang Anda akan disuguhkan dengan aneka karang timbul yang begitu sempurna. Sungguh Mahakarya Sang Pencipta yang tiada duanya. Waktu tempuhnya sekitar 3 jam perjalanan dengan menggunakan rute yang sama menuju Pulau Pahawang. Anda akan dapat bonus trip ke Pulau Tanjung Putus, Pulau Loh dan Pulau Lunik yang juga memiliki pemandangan yang sayang untuk Anda lewatkan. 

4.      Pulau Kiluan

Pulau Kiluan terletak di Desa Kiluan Negeri Kecamatan Kelumbayan, Tanggamus, Lampung. Waktu tempuhnya sekitar 4 jam perjalanan dari Kota Bandar Lampung. Jalanan yang cukup terjal tentunya sangat menantang andernalin Anda. Pulau Kiluan yang masuk dalam Kawasan Teluk Kiluan ini merupakan salah satu desnitasi wisata Lampung yang juga banyak diburu wisatawan. Maka tak heran, jika saat akhir pekan hampir semua cottage yang tersedia disana sudah dipesan wisatan. Pasir putih yang sangat lembut menjadi salah satu daya tariknya selain keindahan terumbu karangnya. Anda akan dapat bonus trip mengunjungi Laguna, trip lumba-lumba dan mengunjungi objek wisata Gigu Hiu (Batu Layar).

5.      Pulau Sebesi

Pulau Sebesi terletak di Desa Pulau Sebesi Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan. Waktu tempuhnya dari Kota Bandar Lampung sekitar 4 jam perjalanan darat dan laut. Pulau ini menyuguhkan pemandangan alam khas pedesaan. Beberapa spot yang banyak dikunjungi adalah Gubug Seng. Dari sini kita bisa menatapa Gunung Anak Krakatau. Laguna juga terbentuk secara alami diantara batuan karang. Benar-benar perpaduan yang paripurna.
Banyak hal yang bisa kita lakukan di sini. Jika kita ingin berenang kita bisa mengunjungi Pulau Umang-Umang yang bisa ditempuh dengan waktu 10 menit dari Pulau Sebesi. Selain renang, kita juga bisa menikmati keindahan bawah lautnya yang keren. Kita bisa melanjutkan trip perjalanan menuju Gunung Anak Krakatau dan pulau-pulau di sekitarnya.
Lampung memang memiliki banyak pulau cantik. Namun, sayang belum banyak yang mengekspos keindahannya. Pulau lainnya yang rekomendid Anda kunjungi yakni Pulau Legundi, Pulau Tabuan, Pulau Sebuku, Pulau Harimau, Pulau Tangkil dan Pulau Tegal. Lampung begitu indah, masih berdiam diri di rumah ? Ayo angkat ranselmu, pulau-pulau disana menanti kedatangannya. 


Pulau Umang-umang Sebesi, yang Indah yang Dicari




Pasir putih terbentang luas sepanjang mata memandang. Seorang pemuda berjalan sendirian menyusuri pantai tempatnya berpijak. Bebatuan bertumpuk-tumpuk berbentuk segiempat tampak tersusun rapih. Sementara bebatuan besar tampak menjulang tinggi di tepi pantai. Perpaduan biru laut dan hijau toska menambah indah pemandangan di pulau tak berpenghuni itu. Rimbunnya pepohonan persis berada di tengah-tengah daratan yang dipisahkan oleh laut ini. Maka tak mengherankan, dari kejauhan area kawasan ini begitu eksotis. Itulah gambaran pemandangan yang tampak di sekitar Pulau Umang-Umang Legundi.

Lampung setidaknya memiliki dua pulau dengan nama yang sama, yakni Pulau Umang-Umang. Kontur pantai dan daratan kedua pulau ini juga hampir sama. Bebatuan segiempat bertumpuk-tumpuk, perpaduan warna biru laut dan hijau toska hingga hamparan pasir putih yang begitu luas. Namun, satu hal yang membedakan yakni letaknya. Pada kesempatan sebelumnya tim Perjalanan Lampung Post sudah mengupas seputar Pulau Umang-umang Legundi. Kali ini, kami mengupas Pulau Umang-Umang Sebesi. Keduanya memang benar-benar sama, yakni sama-sama cantik.

Para pengunjung akan pasti akan terbuai dengan keindahan Pulau Umang-Umang Sebesi. Para pengunjung pasti akan betah berlama-lama di sini. Keindahan yang paripurna bisa kita temukan di sini. Pulau Umang-Umang Sebesi mirip seperti pantai-pantai di Pesisir Kepulauan Bangka Belitong. Lokasinya cocok sekali untuk para penggemar fotografi. Banyak spot menarik yang ditawarkan pulau ini. 

Tak hanya puas dimanjakan dengan panorama alamnya yang begitu mempesona. Keindahan bawah laut Pulau Umang-Umang Sebesi juga patut diacungi jempol. Terumbu karang dengan berragam jenis ikan sudah tampak saat kita berada di atas kapal. Kita bisa menikmati kemolekan karang-karang cantik itu dengan mata telanjang. Snorkelling merupakan salah satu hal yang patut Anda coba saat tiba di sini. Sensasi menyelam dengan ratusan ikan memberikan pengalaman tersendiri untuk kita. 

Ombak di sini juga relatif aman dan tenang, sehingga sangat cocok untuk renang bersama anggota keluarga. Mulai dari anak-anak hingga dewasa. Di sepanjang bibir pantai inilah sangat cocok untuk renang, karang tak banyak tumbuh di sini. Dasar lautnya relatif dipenuhi dengan butiran pasir. Ahmad, salah satu pengunjung dari Metro mengatakan bahwa Pulau Umang-Umang sangat rekomendid untuk liburan bersama keluarga. Selain, pemandangan yang ditawarkan di sini sangat indah. “Kita bisa berselfi ria diantara bebatuan yang banyak tersebar di sisi kiri pulau,” kata dia.

Akses yang ditempuh untuk bisa tiba di pulau ini relatif mudah. Para wisatawan bisa menyebrang dari Dermaga Canti di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan menuju Pulau Sebesi. Inilah satu-satunya dermaga yang biasa digunakan oleh warga untuk menyebrang. Butuh waktu antara 1,5 – 2 jam perjalanan dengan menggunakan perahu berkapasitas 20 orang itu. Tak hanya mengangkut manusia, berbagai kebutuhan pokok hingga kendaraan bermotor juga biasanya turut diangkut oleh kapal-kapal di sini. Tarif yang dikenakan yakni Rp 30ribu. 

Sesampainya di Pulau Sebesi kita harus menyewa perahu kecil untuk sampai di Pulau Umang-Umang. Jarak dari Pulau Sebesi menuju Pulau Umang-Umang sekitar 10 menit dari Dermaga Tejang. Banyak penduduk sekitar yang menyewakan perahu-perahunya. Biayanya tergantung kesepakatan bersama. Tim Perjalanan Lampung Post harus membayar Rp 50ribu setelah melakukan negosiasi harga. Para pengunjung bisa nenda di Pulau Umang-Umang atau bisa juga homestay di rumah warga. Pandai-pandailah mendekati warga sekitar agar mendapatkan harga yang pas dikantong Anda.

Pulau Umang-Umang Sebesi menawarkan sensasi yang berbeda untuk para pecinta travelling. Tak hanya mendapatkan kepuasan batin semata namun kita akan mendapatkan banyak hal tentang sebuah perjuangan. Hidup di pulau dimana listrik hanya hidup 6 jam setiap harinya, memberikan pelajaran yang berharga untuk kita. Namun, itulah yang membuat unik dalam setiap perjalanan yang kita lakukan. Pulau Umang-Umang begitu indah,  dan menanti Anda untuk menjelajahnya. Jika sudah demikian, apakah Anda akan berdiam diri di rumah? Mari Berwisata menuju Pulau yang cantik jelita. Tabik. 



Batu Tihang, yang Menawan yang dicari Orang



ANGIN semilir begitu terasa saat memasuki kawasan Pekon Kotakarang, Kecamatan Pesisir Utara, Pesisir Barat. Apalagi saat kita memasuki Pekon Kotakarang Induk, hembusan angin makin sejuk. Panorama indah terbentang di depan mata. 

Perpaduan yang begitu sempurna, ombak laut, nyiur melambai, hamparan sawah, dan deretan rumah panggung asli Lampung. Hijau tanaman padi yang mulai berbunga tampak menyejukkan mata. Para petani tengah menyiangi rumput di antara tanaman perdu itu.
Rumah-rumah panggung nan antik berbaris rapi. Debur ombak yang menggulung seperti rima dalam sajak pantun menambah eksotis kampung tua itu. Begitulah gambaran Pekon Kotakarang, lokasi Pantai Batu Tihang berada.

Jika kita berangkat dari arah Bengkulu, sebelum sampai di Pantai Batu Tihang, kita akan memasuki kampung induk Kotakarang. Sebuah kampung eksotis dengan seribu keindahan yang tiada terkira. Tak sedikit para pengendara yang menghentikan laju kendaraannya untuk sekadar mengabadikan pemandangan itu lewat lensa kamera.

Tak butuh waktu lama, dari Pekon Kotakarang Induk untuk sampai di Pantai Batu Tihang. Pantai ini memiliki daya tarik tersendiri. Batu besar menjulang tinggi persis di pinggir pantai. Bebatuan aneka bentuk dan ukuran tampak tersebar di sepanjang bibir pantai. 

Kita memang tidak bisa mendaki Batu Tihang yang memiliki kemiringan hampir 60 derajat itu. Cukup sukar untuk mendakinya. Namun, keindahannya bak sepenggal pulau karang Raja Ampat yang diturunkan di Bumi Pesisir Barat. Rerumputan dan pohon-pohon mungil tampak tumbuh di atasnya.
Menurut Siti Mutmainnah, salah satu penjual makanan di area wisata itu, pantai tersebut mulai ramai dikunjungi sekitar tahun 2000-an. Letaknya yang sangat strategis, persis di jalan lintas barat membuat banyak wisatawan yang berkunjung. Hampir puluhan pengunjung datang setiap harinya. Mereka biasanya berfoto dengan latar batu tihang itu. 

Namun, saat air surut, sebenarnya para pengunjung bisa mandi. Saat air pasang gelombang yang lumayan tinggi memang lebih cocok untuk berselancar. “Para pengunjung bisa mandi di sini saat air sedang surut,” kata dia.

Para pengunjung biasanya juga berfoto di antara bebatuan yang tersebar di sepanjang bibir pantai. Hampir 1 kilometer lebih batu dengan aneka ukuran itu tersebar. Biasanya pengunjung juga banyak yang berfoto di sini.
Aldi, pengunjung dari Agromakmur, Bengkulu, mengatakan Pantai Batu Tihang unik. Tak hanya bentuk batunya yang menjulang tinggi, tetapi juga banyaknya bebatuan yang terhampar luas menambah kesan yang begitu indah. “Pantainya unik, banyak batu-batunya di sini, asyik juga buat selfie,” kata dia.
Pantai Batu Tihang ini merupakan salah satu pantai unik di Pesisir Barat. Jika Pantai Walur memiliki kaitan yang erat dengan Pantai Tanjung Setia karena besarnya ombak. Maka kini pamor Batu Tihang mulai disamakan dengan Pantai Labuhan Jukung yang lebih dulu terkenal. 

Para pengunjung tak perlu repot untuk bisa sampai ke sini. Jalanan yang dilalui juga relatif aman dan nyaman. Walau di beberapa titik masih ada perbaikan jalan. Waktu tempuh untuk bisa sampai di objek wisata ini kurang lebih 1,5 jam perjalanan dari Kota Krui atau sekitar 5-6 jam perjalanan dari Bandar Lampung.
Fasilitas yang tersedia di kawasan objek wisata ini lumayan lengkap. Ada tempat untuk berbilas dan musala yang sedang dibangun. Banyak juga penjual makanan yang menjajakan dagangan di kawasan ini, mulai dari makanan berat hingga sekadar jajanan pasar. Maka Anda tak perlu khawatir saat berkunjung ke sini.
Penduduk di Pekon Kotakarang juga sangat ramah dan bersahabat. Senyum merekah yang tersungging dari wajah mereka membuat para pengunjung betah berlama-lama. Selamat berkunjung ke Pantai Batu Tihang, puncak keindahan Pesisir Barat.





Ombak Walur di Ujung Lampung yang kian Mendunia



Lelaki berambut pirang berperawakan tinggi besar tampak mengejar-ngejar ombak Pantai Walur yang mengalun teratur. Papan seluncur menjadi pinjakan kakinya untuk menahan laju air yang melebihi batas tinggi tubuhnya. Ia timbul tenggelam diantara ombak yang menggulung kencang. Sesekali ombak seolah menelan tubuhnya yang berbalut koas oblong dan celana khusus selancar. Tubuhnya meliuk-liuk mengikuti alur gelombang. Semakin ombak membesar turis-turis berambut pirang semakin banyak yang berdatangan di Pantai Walur ini.

Lampung merupakan salah satu surga “baru” bagi para peselancar. Sai Bumi Ruwa Jurai ini tak hanya memiliki Pantai Tanjung Setia yang sudah tersohor namanya. Salah satu destinasi wisata untuk para pecinta selancar yang mulai dikenal yakni Pantai Walur. Pantai ini terletak di Pekon Walur Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat. Pantai yang mulai dikunjungi wisatawan sejak tahun 2000-an ini memiliki tinggi ombak hingga 5 meter. Tak pelak hal ini membuat para turis mancanegara pecinta olahraga selancar berbondong-bondong datang ke sini. 

Waktu tempuh yang diperlukan untuk sampai ke Pekon Walur sekitar 6-7 jam perjalanan darat dari Bandar Lampung. Jalanan yang harus dilalui relatif cukup baik. Walau di beberapa titik lokasi masih ditemui jalan yang rusak bergelombang. Pemandangan hijau khas hutan tropis Sumatera senantiasa menemani perjalanan kita. Memasuki daerah Kota Agung, pemandangan khas pesisir mulai terasa. Begitu juga dengan barisan rumah-rumah panggung khas masyarakat Lampung yang masih terlihat di beberapa pekon (desa) yang kita lalui.
Sesampainya di Pantai Pekon Walur kita akan disambut dengan barisan pohon kelapa yang tumbuh teratur di sepanjang bibir pantai. Pohon kelapa ini tumbuh mengikuti kontur pantai yang telah ditembok pinggirnya untuk menjaga daratan agar tidak abrasi. Pasir putih nan lembut terhampar luas di sepanjang bibir pantai. Jadi, buat Anda yang tidak bisa selancar bisa berrenang maupun menyusuri pantai. Pantai ini juga bagus untuk dijadikan spot berfoto. 

Pantai Walur memang menyuguhkan ombak yang tak biasa. Puluhan turis mancanegara terus memadati kawasan pantai eksotis ini. Mereka biasanya mulai selancar sejak pukul 07.00 pagi hingga pukul 10.00. saat hari mulai sore, sekitar pukul 15.00 para turis mancanegara mulai berdatangan lagi untuk berselancar. Para turis mancanegara yang berkunjung ke sini biasanya adalah turis yang habis berselancar di Pantai Tanjung Setia. Walau belum seramai Tanjung Setia, namun Walur kini mulai dikenal dan dipadati turis mancanegara.
Masyarakat yang begitu ramah membuat para turis ini betah berkunjung ke Pantai Walur. Tiket masuknya juga gratis. Para wisatawan bebas untuk masuk dari mana saja untuk sampai di Pekon Walur yang aduhai ini. Ada beberapa homestay yang kini mulai disewakan untuk turis mancanegara. Para turis yang berkunjung ke sini, biasanya bisa bermalam mulai 2-7 hari. Beberapa diantara mereka juga ada yang melanjutkan perjalanan menuju Pulau Mentawai maupun Pulau Nias.  

Mark, peselancar asal Australia ini mengaku sangat mengagumi keindahan pantai walur yang begitu mempesona. Ia seperti menemukan rumah baru, dimana ia sangat mengangumi ombak dan pantai. Ia awalnya tahu mengenai Pantai Walur ini dari internet. Ia tertarik untuk berkunjung ke sini, dan ini semua sesuai dengan apa yang ia harapkan. “Ombak di sini mirip dengan pantai-pantai di Sumbawa,” kata dia.
Lain Mark, lain Zane Tompshon Redmen, turis asal California yang sudah menetap di Krui sejak 18 tahun lalu ini begitu cinta dengan Pesisir Barat. Zane terlanjur jatuh cinta dengan laut Pesisir Barat yang begitu mempesona. Ombak besar yang menggulung-gulung seolah mengajaknya untuk tetap tinggal di sini. Alhasil, Zane kini menjadi salah satu guide bagi para turis mancanegara yang singgah ke kawasan Pesisir Barat. “Saya sangat betah tinggal di Walur, ombaknya besar dan bagus untuk selancar,” kata dia.



Pages