Selasa, 01 Juli 2014

Wisata Budaya : Belangiran, Tradisi mandi bersama jelang ramadhan

Puluhan muli mekhanai berjalan menuju areal pemandian di sebuah sungai di bilangan Sumur Putri. Mereka membawa talam yang berisi tangkai padi, bunga tujuh rupa dan sekam yang sudah dibakar. Para muli berbaris rapih dan bersiap untuk masuk ke dalam sungai. Satu per satu diantara mereka kemudian masuk ke dalam sungai setelah melalui pembasuhan sebagian anggota tubuh mereka. Mereka saling menyiramkan air satu sama lain. Itulah aktivitas dimulainya Belangiran.


 Muli Mekhanai berjalan hendak mengambil air langir


Muli Mekhanai berbaris membawa air langir di dalam konde (kendi)

 
Para Muli membawa talam berisi bunga tujuh rupa, tangkai padi dan  sekam


 
 Para Muli berbaris dan saling berhadapan tanda dimulainya Belangiran


Belangiran berasal dari kata langir yang berarti mandi. Mandi yang dimaksud bukanlah mandi-mandi biasa pada umumnya mnelainkan yang tanpa tujuan khusus.


 
Wakil Gubernur Lampung, Bachtiar Basri menyiramkan air langir kepada salah satu muli


Ada perlengkapan yang digunakan saat belangiran diadakan yakni Air Langir, bunga tujuh rupa, daun pandan dan setanggi. Air langir yang digunakan dalam prosesi belangiran menggunakan air dari tujuh sungai yang berada di sekitar tempat berlangsungnya belangiran. Biasanya air ini diambil dua hari sebelum prosesi belangiran dilaksanakan. Air yang sudah diambil ini dipisahkan satu sama lain dan juga disesuaikan dengan beberapa kepala keluarga yang akan mengikuti prosesi belangiran. Masing-masing satu keluarga mendapat satu gayung air langir.



Konde Balak (Kendi Besar) berisi air langir, setanggi dan taburan bunga


 
Penata prosesi langir sedang merapihkan perlengkapan belangiran


Air langir merupakan air yang diambil dari tujuh sungai (mata air) yang berbeda yang dicampur menggunakan bunga tujuh rupa, daun pandan dan sedikit setanggi. Air ini kemudian dikumpulkan dalam satu lokasi yang diletakkan di dalam konde (kendi) pada siang hari oleh para mekhanai.  Pada malam harinya muli dan mekhanai mengolah bahan-bahan untuk prosesi belangiran. Keesokkan harinya barulah air langir digunakan untuk belangiran.
  


Konde Balak berisi air langir


Sementara itu, menurut pengurus DPD Lampung Sai, Suttan Darmawan Suttan, mengatakan bahwa Tradisi Belangiran ini telah ditemukan di berbagai daerah di Lampung. Tradisi yang jarang ditemukan ini, kini berusaha diangkat kembali agar tetap lestari. Dahulu kala acara ini dilaksanakan oleh masyarakat desa di sungai-sungai yang mengalir di perkampungan mereka. 



 
Belangiran akan dimulai


 
Muli Mekhanai masuk ke Way (Sungai) pertanda Belangiran sedang berlangsung


 
Saling menyiramkan air satu sama lain


 
Tampak ceria menikmati prosesi Belangiran


Tahun ini Belangiran dilaksanakan untuk ke-4 kalinya oleh Pemprov Lampung. Belangiran pertama kalinya dilaksanakan di Kolam Renang Pahoman Bandar Lampung dan untuk kedua kalinya dan seterusnya dilaksanakan di Kali Akar Kelurahan Sumur Putri, Teluk Betung Barat. Jika, Anda sedang di Lampung saat menjelang ramadhan, jangan lupa untuk menyaksikan acara adat yang satu ini....



Bakar Batok Kelapa

1 komentar:

  1. Assalamualaikum kak saya Istiqomah, mau nanya dong kak, kakak buat blog mengenai tradisi belangiran ini berdasarkan pengalaman pribadi kah? Jadi gini saya sedang melakukan penelitian mengenai tradisi belangiran tapi saya kekurangan sumber karena adanya covid ini saya tidak bisa observasi langsung ke lapangan, jadi bisa enggak saya mewawancarai kakak mengenai tradisi belangiran ini, soalnya blog ini sangat membantu untuk memperkaya tapi penelitian saya tidak boleh menyertakan sumber dari blogspot jadi saya ingin mewawancarai kakak untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai tradisi belangiran ini, mohon bantuannya kak

    BalasHapus

Pages