Seorang lelaki paruh baya menenggelamkan sebagian
tubuhnya ke bibir pantai siang itu. Suasananya begitu sepi, hanya beberapa
warga sekitar yang melintas di pinggir pantai sembari mandi di bilik-bilik
bambu. Lelaki paruh baya itu seorang diri hanya ditemani gelombang yang
sesekali menghempas tubuhnya. Itulah sedikit gambaran pantai Terbaya pada
hari-hari biasa. Namun, saya weekend
tiba, pantai ini akan dipadati pengunjung dari berbagai daerah terutama dari
Lampung. Ratusan pengunjung bisa memadati pantai ini saat libur nasional atau pun
saat akhir pekan tiba. Itulah gambaran Pantai Terbaya, atau dalam bahasa
setempat dikenal dengan Tekhbaya.
Saat akhir pekan tiba, pantai ini akan dipenuhi oleh
pengunjung dari berbagai daerah. Bahkan, pengunjung dari luar kota seperti
Jakarta, Palembang dan Serang pun sempat singgah disini. Pantai Terbaya cukup
familiar di kalangan masyarakat Lampung terutama Tanggamus. Selain letaknya
yang strategis di pinggir jalan juga lumayan murah tiket masuknya. Setiap
pengunjung harus membayar tiket masuk, bagi pengguna sepeda motor dikenai harga
Rp 15ribu. Sementara, untuk pengunjung yang menggunakan mobil pribadi dikenai charge Rp 25ribu. Bagi rombongan bus
dikenai harga Rp 80ribu – Rp 150ribu.
Pantai Terbaya terletak di Desa Terbaya Kecamatan
Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus. Pantai berpasir hitam ini bisa ditempuh
menggunakan motor maupun mobil pribadi. Anda membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam
perjalanan dari Kota Bandar Lampung. Jalanan yang dilalui relatif mulus dan
aman. Ada beberapa kelokan yang akan Anda lewati saat masuk kawasan Kota Agung.
Pemandangan perbukitan yang begitu hijau pun begitu memukau. Apalagi diantara
sisi perbukitan itu tersembul pemandangan Teluk Semaka yang begitu mempesona.
Perpaduan yang benar-benar sempurna.
Tugu Selamat Datang di Kota Agung perbatasan dengan Gisting Atas - Tanggamus
Pantai indah ini menjadi salah satu pantai tujuan
utama di Tanggamus. Pantai ini sedikit berbeda dengan pantai-pantai pada
umumnya yang didominasi pasir putih. Pantai terbaya berpasir hitam dan banyak
sekali bebatuan yang tersebar di sepanjang bibir pantai. Batu-batu laut ini
memang sudah ada sejak jaman dulu. Semakin ke arah kanan pantai, semakin banyak
batu-batu pualam yang akan Anda temukan. Walaupun banyak bebatuan , namun Anda
tetap saja bisa nyaman menyusuri bibir pantai nan eksotis ini.
Ada banyak kegiatan yang bisa kita lakukan saat
mengunjungi pantai ini. Mulai dari menyusuri bibir pantai dengan pasirnya yang
berwarna hitam hingga renang di pinggir pantai. Namun, hanya bagian sisi kanan
pantai yang bisa digunakan untuk berenang. Ketinggian gelombang rata-rata
antara 1- 2,5 meter. Pada saat-saat tertentu gelombang bisa mencapai 7 meter
dan pengunjung dilarang berenang. Pada sisi kirinya umumnya banyak bebatuan
berwarna hitam yang memenuhi pantai hingga kedalaman tertentu.
Ombak Pantai Terbaya sangat aman untuk berenang
Pantai Terbaya masih tergolong alami, fasilitas yang
disediakan hanya berupa gubug-gubug mungil beratapkan rumbia. Sebuah gubug
mungil disewa dengan harga Rp 10ribu – Rp 15ribu tanpa ada batasan waktu.
Selepas berenang Anda bisa membilas tubuh Anda dengan air tawar yang
menyejukkan. Banyak bilik-bilik bambu yang digunakan untuk mandi oleh warga
sekitar. Namun, saat banyak pengunjung bilik mandi ini berubah fungsi menjadi
tempat pembilasan. Setiap pemakai jasa bilik mandi ini dikenai tarif sebesar Rp
2ribu.
Berfoto di area pantai walau minim fasilitas tapi tetap asyik
Pantai Terbaya sudah mulai dikunjungi wisatawan
sejak tahun 70-an, namun baru sekitar tahun 1989 pantai ini baru benar-benar
dibuka secara resmi untuk wisatawan. Sejak saat itulah pantai sepanjang 5 km
ini semakin ramai didatangi para wisatawan. Biasanya wisatawan tahu dari mulut
ke mulut. Namun tak sedikit juga yang mengetahuinya lewat internet.
Plang Pantai Terbaya - Pintu masuk II
Ada dua pintu masuk yang bisa digunakan oleh
pengunjung memasuki kawasan Pantai Terbaya. Pintu masuk yang pertama ada plang
ucapan selamat datang yang terbuat dari bambu. Ibu Aidawati biasanya selalu
menjaga pintu pertama ini. Pintu masuk yang kedua dijaga oleh saudara ibu
Aidawati sendiri. Anda akan disambut oleh resto besar yang terbuat dari rumbia
dengan desain yang modern.
Jalur trek mungil yang akan Anda lewati di pintu masuk I
Pintu masuk II - disambut dengan resto yang modern
Warga sekitar juga memanfaatkan pantai ini untuk
tujuan ekonomis seperti mencari cumbi. Cumbi ini merupakan binatang sejenis
keong laut. Warga di beberapa daerah lainnya menyebutnya tutut. Cumbi ini
banyak sekali ditemukan disini. Warga sekitar memanfaatkannya untuk makanan
sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar