Sabtu, 07 Februari 2015
Ambon Manise, Usu Mae Upu ke Jazirah Al-Mulk
Published :
06.46
Author :
Lampung Traveller
Mengunjungi Kota Ambon belum lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Pantai Natsepa. Pantai dengan keelokannya mampu menyedot animo pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara. Maka tak heran jika kota berjuluk Negeri Seribu Pulau ini pernah menggantungkan diri pada sektor pariwisata.
Saya sempat mengunjungi beberapa objek wisata menarik di kota yang juga berjuluk Negeri Seribu Raja itu. Beberapa objek wisata terletak di pusat kota sehingga memudahkan para wisatawan untuk menjelajah. Gong Perdamaian Dunia menjadi salah satu monumen yang banyak dikunjungi wisatawan. Gong ini diresmikan oleh beberapa perwakilan negara-negara di dunia sebagai simbol perdamaian. Monumen kebanggaan masyarakat Ambon ini juga berisi lambang negara dan agama di dunia yang tertera dengan jelas di gong itu. Undakan-undakan yang difungsikan sebagai tangga menambah kecantikan monumen ini.
Gong Perdamaian Dunia yang terletak tak jauh dari Kantor Gubernur Maluku ini juga dilengkapi dengan museum. Museum ini berisi beberapa benda-benda bersejarah dan juga lambang negara di dunia. Kawasan Gong Perdamaian Dunia ini dikelilingi pagar pembatas untuk melindungi objek wisata ini. Para pengunjung bisa berfoto dan bersantai di sekitar kawasan ini. Melengkapi perjalanan wisata Anda kurang lengkap rasanya jika tak mengunjungi Amplaz ( Ambon Plaza ). Pusat perbelanjaan masyarakat Ambon ini banyak menjual berbagai barang kebutuhan sehari-hari dan juga aneka souvenir. Para pengunjung bebas memilih souvenir seperti kaos khas Ambon, gantungan kunci, kain tradisional hingga makanan khas Ambon.
Ambon, kota yang juga sekaligus nama pulau ini, kian menawan dengan keindahan pantainya yang begitu eksotis. Pantai Natsepa adalah salah satu pantai yang banyak dikunjungi masyarakat Ambon. Kurang lengkap rasanya jika datang ke Ambon tanpa berkunjung ke pantai cantik ini.
Pantai Natsepa terletak di Desa Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Jaraknya dari Kota Ambon sekitar 15 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Walaupun secara administratif tidak masuk dalam Kota Ambon namun karena jarak tempuhnya yang sebentar, membuat warga Ambon banyak berkunjung ke sini. Memasuki Pantai Natsepa kita akan melihat banyaknya deretan pepohonan yang hijau nan rindang. Saat mentari terik pepohonan ini menjadi tempat yang nyaman untuk berteduh. Angin sepoi-sepoi dan air laut yang begitu biru akan menyambut kedatangan Anda.
Pantai Natsepa memiliki pasir yang putih dan lembut. Garis pantainya yang panjang dan lebar membuat pantai ini nyaman untuk berbagai aktivitas. Mulai dari menyusuri pantai, bermain bola, membuat istana pasir hingga berenang. Apalagi saat air sedang surut, garis pantainya semakin lebar dan panjang. Semuanya akan semakin nikmat dengan kuliner khas di pantai ini. Rujak Natsepa menjadi menu yang wajib Anda cicip di sini. Potongan aneka buah segar seperti mangga, jambu air, nanas, mentimun , kedondong dan campuran bumbu kacang yang diulek kasar menjadi hidangan yang begitu nikmat.
Tak cukup sampai di Pantai Natsepa saja, untuk mengulik lebih dalam lagi tentang wisata sejarah di kota cantik ini kita bisa mengunjungi Museum Siwalima. Museum yang terletak di Kawasan Taman Makmur Desa Amahusu Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon ini telah berdiri sejak 38 tahun lalu. Berbagai benda-benda peninggalan bersejarah bisa kita saksikan dengan mudah di sini. Mulai dari pakaian adat, senjata khas, guci-guci, uang kuno, diorama tentang perang melawan penjajah dan lainnya. Salah satu koleksi yang menarik yakni kerangka ikan paus sepanjang 23 meter. Jika kita ingin belajar lebih mendalam tentang Kota Ambon ini kita bisa mengunjungi museum ini. Pertama kali memasuki area museum kita akan disambut dengan kata Usu Mae Upu yang berarti Mari Silahkan Masuk. Menurut Hijrah Saputra, pengunjung asal Aceh mengatakan bahwa dirinya cukup kagum dengan aneka koleksi yang ada di Museum Siwalima. Berbagai macam benda-benda peninggalan masa lampau membuat dirinya semakin kagum dengan kekayaan budaya Indonesia. “Maluku, memiliki budaya yang unik dan keren,” kata dia.
Mengunjungi kota yang biasa dikenal dengan Ambon Manise ini akan semakin lengkap dengan menyelami keindahan bawah lautnya yang begitu memukau. Wisata Bahari memang sejak dulu menjadi destinasi wisata yang diunggulkan propinsi berjuluk Jazirah Al-Mulk ini. Maka menyelami bawah laut Ambon seperti Taman Laut Pulau Pombo, Kawasan Pantai Namalatu dan lainnya bisa Anda lakukan. Keindahan bawah laut di sekitar Kota Ambon tak kalah menarik dengan daerah lainnya di Indonesia. Maka tak heran jika banyak wisatawan terus berdatangan ke Bumi Para Raja itu. “Usu Mae Upu ke Jazirah Al-Mulk” , “Mari Silahkan Masuk ke Bumi Para Raja”.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Perahu Jung tempat melabuhkan cinta Sebuah perahu pipih terpajang dalam ruangan lantai II Museum Lampung. Tampak replika patu...
-
Pulau Bule merupakan salah satu pulau dengan pantai yang menawan. Airnya sangat jernih. Pula...
-
Masyarakat Lampung memiliki tradisi yang unik yang tidak dimiliki oleh suku lainnya di Indonesia. Apalagi saat ini kita menge...
-
Tugu Selamat Datang, Kota Pringsewu Suasana siang hari itu di Kota Pringsewu begitu ramai. Cuaca cukup terik, angin sepoi-sepoi ...
-
Meriam Bumbung atau Meriam Lela dipajang di depan Museum Lampung Selongsong ukuran sedang yang menyerupai labu raksana terpajang de...
-
Masyarakat Lampung memiliki berragam tradisi yang masih kuat terjaga hingga kini. Tradisi itu terus dilestarikan agar semakin kuat be...
-
Masyarakat Lampung yang tersebar di berbagai daerah memiliki banyak aneka kue yang sangat lezat. Kue dalam Bahasa Lampung dikenal den...
-
Ngarak Maju, Maju sedang diarak menuju Gedung Dalom Masyarakat Lampung pesisir masih terus melestarikan budaya mereka dal...
-
Ahad , 9 Februari 2014 menjadi hari yang begitu istimewa buat saya. Bagaimana tidak istimewa, impian saya untuk bisa mengunjungi P...
-
Kain tenun Tampan Kain tenun Tampan mulai berkembang sejak masuknya agama islam dan kehidupan masyarakat Lampung. Maka tak menghera...
0 komentar:
Posting Komentar