Kain ikat Selinggang Alam merupakan kain ikat khas
Lampung yang berasal dari daerah Menggala, Tulang Bawang. Kain ikat Selinggang
Alam merupakan salah satu kain yang sudah cukup tua usianya. Kain ikat
Selinggang Alam tentunya tak jauh dari legenda seorang bidadari yang turun di
Menggala, Tulang Bawang. Ini hanyalah sebuah legenda yang cukup populer di
Menggala. Ternyata legenda tersebut turut memperkaya khazanah budaya bangsa
memlalui kain tradisional. Lama tak begitu dikenal, kini, Kain Ikat Selinggang
Alam mulai populer kembali.
Salah satu designer yang turut mempopulerkan yakni
Raswan. Kain ikat Selinggang Alam yang biasanya digunakan untuk upacara adat
Lampung kini dimodifikasi menjadi pakaian lebaran yang kental dengan nuansa
etnik Lampungnya. Tenun Ikat Selinggang Alam memiliki motif yang unik yang
tidak ditemukan pada kain tradisional lainnya di Lampung. Dominan warna yang
digunakan berwarna merah dengan dipadu sedikit warna krem. Ini menjadi paduan
yang sangat menarik.
Kain Ikat Selinggang Alam oleh Raswam dipadu dengan kebaya
berwarna putih dan hijab yang berwarna putih. Agar semakin anggun, desainer
yang akan mewakili Lampung ke Turki ini menambahkan Selendang sutra batik
tulis. Motif yang digunakan pada selendang ini menggunakan motif pelepai (kain kapal)
yang berasal dari pesisir Kalianda, Lampung Selatan. Semuanya menjadi paduan
yang cantik dan cocok dipakai saat berlebaran. “Kain ikat selinggang alam juga
cocok dipakai buat lebaran apalagi dipadu dengan selendang sutra, makin cocok,”
kaat dia.
Selain itu, menyambut Hari Raya Idul Fitri 1435
Hijriyah ini, Raswan juga kembali mengeluarkan desain tenun ikat inuh Kalianda
dipadu dengan kebaya bordir Lampung. Kain ikat tenun inuh ternyata tidak hanya
berasal dari Lampung Barat saja. Masyarakat pesisir Kalianda juga mengenal kain
ikat tenun inuh. Motif yang digunakan juga banyak mendapat pengaruh dari daerah
pesisir Kalianda.
Kain inuh dari Kalianda ini memiliki motif kapal (pelepai)
dan juga siger. Kain inuh ini dipakai seperti layaknya menggunakan kain tradisional
Lampung lainnya. Kali ini Raswan memadukan dengan kebaya bordir Lampung yang
memiliki renda-renda berbentuk bunga-bunga. Renda-renda itu memenuhi bagian
lengan dan pada ujung kebaya. Warna yang digunakan pada kebaya bordir Lampung
cenderung berwarna silver. Kain ikat tenun inuh dipadu dengan kebaya bordir
Lampung menjadi satu paduan yang sangat istimewa di hari raya. “Kain
tradisional Lampung juga bisa mendunia dan nggak kalah kain-kain lainnya di
Indonesia,” kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar