Senin, 23 Maret 2015

Asyiknya Berendam di Way Belerang Simpur







Lampung Selatan memiliki banyak objek pariwisata yang bisa kita kunjungi. Tak hanya menawarkan pemandangan alam maupun wisata pantainya semata. Kabupaten berjuluk Gerbang Serambi Sumatera ini juga menawarkan wisata lain yang layak untuk Anda kunjungi. Salah satunya Pemandian air panas Way Belerang Simpur. Pemandian air belerang yang muncul secara alami dari bagian lain di kaki Gunung Rajabasa ini ramai dikunjungi wisatawan. Pemandian air panas ini merupakan sumber air belerang yang mengalirkan airnya hingga Kota Kalianda. Maka tak mengherankan jika tak jauh dari Kota Kalianda ada juga Pemandian Way Belerang yang sudah dibuat kolam-kolam dengan berbagai ukuran.

Pemandian air panas Way Belerang Simpur terletak di Desa Kecapi Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Jarak tempuh dari pusat Kota Kalianda sekitar 30 menit perjalanan darat menggunakan motor atau mobil. Jalan yang kita lalui relatif mulus. Namun, Anda harus berhati-hati pasalnya banyak tikungan dengan kemiringan hingga 45 derajat. Lampung Post bahkan sempat tersungkur saat sedang berada di turunan karena tak mampu mengendalikan setang rem. Jalan masuk ke pemandian air panas ini juga telah dipaving block sehingga relative lebih aman. Sepanjang perjalanan bentang alam yang masih asri menjadi bagian tak terpisahkan dalam perjalanan ini. Kita bisa menyesap udara segar di tengah teriknya matahari yang menembus bumi.

 

Para pengunjung biasanya datang ke sini untuk berbagai alasan. Tak sedikit pengunjung yang penasaran dengan kealamian sumber air panas ini hingga datang ke sini. Sementara pengunjung lainnya biasa hanya sekedar ingin refreshing atau menghilangkan kepenatan. Namun, alasan pengunjung datang kesini kebanyakan adalah untuk pengobatan penyakit kulit maupun penyakit lainnya. Ita, salah satu pengunjung dari Kalianda mengaku dirinya mengalami penyakit kulit seperti gatal-gatal. Beberapa kali mandi di pemandian air panas ini dirinya kita semakin membaik. “Alhamdulillah, penyakit kulitnya mulai hilang, saya bersyukur sekali,” kata dia.

Menurut penjaga pintu masuk Pemandian air panas Way Belerang Simpur, Syaiful, sumber air panas ini sudah sejak lama ada di sini. Dirinya tidak tahu pasti sejak kapan ada. Namun, para pengunjung mulai ramai datang ke sini sekitar tahun 70-an. Awalnya hanya masyarakat sekitar, namun kini pengunjung dari berbagai daerah telah datang ke sini. Pengelolaan pemandian air panas ini dikelola oleh dua desa yakni Desa Kecapi dan Babulang. Setiap dua minggu sekali, orang yang telah ditunjuk mewakili desanya akan berjaga di depan pintu masuk. Pengunjung biasanya dikenai tiket masuk Rp 5000 untuk dewasa sedangkan anak-anak Rp 2500. Sementara untuk biaya parkir motor Rp 5000 dan mobil Rp 15000. “Kami mengelola secara swadaya untuk kemakmuran desa kami,” kata dia.


 
Muhammad Amin, juru kunci Pemandian air panas Way Belerang Simpur mengatakan nama simpur digunakan merujuk pada salah satu pohon yang ada di sumber air panas itu. Pohon dengan daun yang kecil dan panjang tampak berdiri di atas sumber munculnya air belerang itu. Amin menambahkan belerang di sini muncul secara alami. Air belerang itu dialirkan melalui bilahan bambu yang disambung hingga memanjang. Para pengunjung biasanya mandi di bawahnya. Namun, tak sedikit pula warga sekitar yang mandi di bawah sungai panas yang mengalir menuju desa-desa setempat. Saat sore tiba, pemandian air panas ini akan sangat ramai. Para penduduk sekitar mandi di sepanjang sungai kecil yang terus mengalir tanpa henti. “Pengunjung ramai setiap hari, tapi, kalau warga sekitar gratis untuk mandi, hehehe,” kata dia.


 
Ada yang unik dengan pemandian air panas seluas 600 meter ini. Pada bagian kanan, sumber air panas mengalir dengan deras. Bahkan hingga kerak belerang tampak menempel di bilahan bambu yang digunakan untuk mengaliri air panas tersebut. Pengunjung biasanya mengoleskan kerak belerang ke tubuh mereka. Namun, persis di bagian kiri sumber air panas, ada sumber air tawar yang begitu dingin. Air tawar itu juga dialirkan dengan bilahan bambu. Keduanya menyatu pada sebuah muara kecil hingga menimbulkan air hangat dengan senasi yang berbeda. Terkadang panas terkadang dingin. Jadi, ada dua alternatif pilihan untuk mandi di sini. Air panas ada, air dingin juga ada. Benar-benar sangat rekomendid untuk liburan Anda dan keluarga. Selamat Berwisata. Tabik.

0 komentar:

Posting Komentar

Pages