Kali ini saya mengunjungi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, yang terkenal karena
spesies kupu-kupunya yang beraneka ragam. Taman Nasional Bantimurung
Bulusaraung atau yang lebih dikenal TN Babul terletak di Kecamatan Bantimurung
Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Namun tak sedikit pula masyarakat
yang hanya menyebut taman nasional ini dengan Taman Nasional Bantimurung saja.
Taman nasional ini memiliki luas sekitar 43.750
hektar yang secara administratif masuk dalam Kabupaten Maros dan Pangkep. Jalur
transportasi untuk menuju lokasi ini cukup terjangkau dan bisa diakses dengan
motor maupun mobil. Jalanan yang terbentang sepanjang Makassar hingga Maros
lebar dan mulus. Maka tak heran jika taman nasional ini menjadi salah satu
objek wisata unggulan di Sulawesi Selatan. Waktu tempuh dari Makassar ke Taman
Nasional Bantimurung sekitar 1-2 jam perjalanan. Selain itu banyak juga
pete-pete (sebutan angkot bagi warga Makassar) yang siap mengantarkan Anda ke
sini.
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung menyuguhkan
bentangan alam yang begitu istimewa. Beberapa objek wisata alam diantaranya Air
Terjun Bantimurung, Goa mimpi dan Goa Batu, Museum Kupu-kupu serta Bukit Karst
yang tersebar di berbagai sisi. Memasuki Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
kita akan disambut dengan Patung Kupu-kupu dengan ukuran besar. Bukit-bukit
karst dengan pepohonan hijau tampak mempercantik taman nasional ini. Patung
kera dengan ukuran besar juga berada tak jauh dari gerbang masuk. Sementara
itu, tak jauh dari tempat pembelian tiket masuk banyak para pedagang souvenir
berupa kupu-kupu yang telah diawetkan. Pedagang lainnya pun tumpah ruah di
halaman masuk tempat pembelian tiket ini. Maka Anda jangan heran jika banyak
sekali pedagang yang menawarkan aneka jualan mereka kepada Anda.
Air terjun Bantimurung memiliki ketinggian sekitar
15 meter. Air terjunnya sedikit berbeda dengan air terjun pada umumnya. Air
mengalir pada gundukan batuan kapur yang telah mengeras selebar 20 meter.
Biasanya para pengunjung mandi di bawah guyuran air terjun yang mengalir tidak
terlalu deras ini. Airnya mengalir dengan pelan turun ke bawah pada gundukan
batuan itu. airnya begitu segar, jernih dan bersih. Sampah-sampah tak ditemukan
di sekitar air terjun ini. Para pengunjung biasanya betah berlama-lama di sini
sembari mandi di bawah guyuran air terjun. Gemericik air yang jatuh pelan-pelan
menimpa kepala memberikan sensasi yang berbeda. Biasanya air terjun ini juga
digunakan untuk objek berfoto bagi para model. Nur Aini, pengunjung asal
Lampung begitu terpesona melihat keindahan air terjun ini. Mulutnya masih saja
terbuka sembari mengatakan “wowww, amazing”, matanya berbinar dan kakiknya
segera melangkah menuju air terjun. “Air terjunnya, keren banget, gue bisa pose kayak model yang lagi
difoto, hehehe,” kata dia.
Puas menikmati keindahan air terjun saya
kembali menyusuri objek wisata di taman nasional yang dijuluki “The Kingdom
of Butterfly” oleh Alfred Russel Wallace (1857) ini. Museum kupu-kupu yang
memiliki banyak koleksi aneka spesies ini terletak tak jauh dari air terjun.
Kupu-kupu yang diawetkan di sini, merupakan kupu-kupu yang telah mati. Para
pengunjung juga dimudahkan dengan keterangan jenis kupu-kupu yang terletak di bawah
kupu-kupu yang diawetkan. Selain itu, para pengunjung juga bisa melihat
penangkaran kupu-kupu yang berada di samping museum. Para pengunjung akan
dipandu oleh guide yang memang mengurusi kupu-kupu di sini. Handriyanto,
pengunjung asal Bengkulu mengaku takjub dengan banyak spesies kupu-kupu di
sini. “Banyak jenis kupu-kupu di sini, kata guide
kita ada sekitar 107 jenis kupu-kupu di sini,” kata dia.
Lokasi berikutnya yang saya kunjungi yaitu
Goa Batu Bantimurung. Kita harus menyusuri anak tangga setinggi 10 meter mulai
dari air terjun untuk sampai di goa ini. Jarak dari air terjun sampai di goa
ini sekitar 800 meter. Pemadangan alam khas pegunungan karst dengan batuan dan
pepohonan hijau tampak memenuhi sisi jalan setapak yang kami lalui. Penduduk
sekitar banyak yang menjajakan (menyewakan) senter untuk penerangan sebelum
masuk ke dalam goa. Harga jasa sewa senter ini Rp 10ribu tanpa batas waktu.
Stalaktit dan stalagmit tampak menghiasi bagian dalam goa. Anda harus
berhati-hati saat menyusuri bagian dalam goa ini, karena jalanan di dalam
termasuk licin. Air dari stalaktit terus menetes dari bagian atap goa dan
membuat jalanan di bagian dalam semakin licin. Goa yang juga dikenal dengan Goa
Jodoh ini juga ramai dikunjungi para wisatawan yang berasal dari berbagai
daerah. Maka tak Ada alasan buat Anda untuk tak datang ke sini. “Wellcome to
The Kingdom of Butterfly, Bantimurung
Bulusaraung”.
0 komentar:
Posting Komentar