Teluk Kiluan menjadi salah satu destinasi utama di
Lampung saat ini. Kemolekan teluk berbentuk seperti ibu jari yang menengadah ini membuat ribuan turis
berdatangan untuk sekedar “singgah”. Menikmati panorama pantai dengan pasir
putih yang begitu lembut dan tentunya mengintip atraksi lumba-lumba yang setiap
pagi berseliweran di lautan lepas.
Saya melakukan perjalanan bersama rekan kerja dari
Lampung Post Jimmi, Reno, Martha juga ada Vina dari LPM Teknokra dan teman asal
Jogjakarta Arno dan Ari Damayanthi. Perjalanan kami awali dari Rajabasa, Bandar
Lampung menuju Pekon Kiluan Negeri Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus
pada 9-10 September 2014. Waktu tempuhnya sekitar 3 jam perjalanan dengan medan
yang lumayan rusak parah. Jalanan yang kami lalui cukup parah kerusakaannya. Mobil
MPV Mitsubishi melaju dengan kecepatan sedang mengingat kondisi jalan yang
berbatu dan berlubang. Saat kondisi hujan tentunya saat yang paling merepotkan,
apalagi jarang dijumpai bengkel sepanjang perjalanan. Pepohonan hijau dan rumah
panggung suku Lampung menjadi pemandangan yang kita jumpai selama perjalanan. Jarak
tempuhnya dari Bandar Lampung sekitar 80 km. Setelah 3-4 jam perjalanan darat akhirnya mobil kami
sampai di pintu masuk Teluk Kiluan tepatnya berada di dusun Sukamahi.
Objek Wisata Teluk Kiluan merupakan objek wisata
yang tengah digandrungi para wisatawan saat berkunjung ke Lampung. Lumba-lumba
menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para pelancong. Teluk Kiluan
terletak di Pekon Kiluan Negeri Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus. Pekon
Kiluan Negeri terdiri dari 7 dusun yaitu Sinar Agung (Kiluan Balak), Bandung
Jaya, Sinar Maju, Sukamahi, Teluk Brak, Teluk Baru dan Raung. Berbagai suku
bangsa tampak membaur di sini mulai dari Suku Jawa, Bugis, Lampung, Bali dan
Sunda. Masing-masing dusun selain dihuni oleh mayoritas suku tertentu juga
memiliki objek wisata tersendiri. Kepala desa saat ini yaitu Kadek Sukresne
(0821 8036 3357).
Ada beberapa pintu untuk sampai di Teluk Kiluan
utamanya untuk jalur laut bisa ditempuh melalui Dermaga Canti, Kalianda hingga
menuju ke Teluk Kiluan dengan waktu tempuh sekitar 5 jam perjalanan laut.
Sementara itu, jika lewat Dermaga Ketapang, Pesawaran membutuhkan waktu sekitar
3 jam perjalanan bisa juga ditempuh lewat Dermaga TPI Lempasing, Teluk Betung,
Bandar Lampung dengan waktu tempuh 4 jam. Namun, rute yang paling sering
dilalui oleh para wisatawan melalui jalur darat dari Bandar Lampung langsung
menuju Pekon Kiluan Negeri.
Pantai
Teluk Kiluan
Beberapa objek wisata yang bisa kita nikmati di
Teluk Kiluan yakni Pantai Kiluan, Pulau Kelapa (Pulau Kiluan), Laguna, Dolphin
tour maupun Batu Candi. Semua satu paket wisata itu bisa kita dapatkan biasanya
ada bonus renang, snorkeling maupun diving, hehehehe. Topografinya yang
berbukit dan lembah membuat para wisatawan yang gemar berpetualang dipastikan
menikmati perjalanannya.
Objek wisata yang kami kunjungi untuk untuk pertama
kalinya yaitu Pantai Kiluan yang terletak di dusun Sinar Agung (Kiluan Balak)
Pekon Kiluan Negeri. Hamparan lautan terpampang di depan mata. Pasir yang kasar
tampak jelas terlihat di pantai yang memiliki panjang sekitar 10 km. Jika Anda
ingin renang ini merupakan salah satu tempat yang nyaman untuk renang. Namun,
jika Anda ingin menikmati sore dengan memancing itu bisa menjadi salah satu
pilihan yang Anda lakukan.
Spot memancing di Teluk Kiluan menjadi bagian yang
tak terpisahkan. Maka tak heran jika setiap tahun biasanya ada kompetisi
memancing yang diikuti oleh para pemancing dari berbagai daerah di Indonesia.
Saat sore hari biasanya banyak juga nelayan yang memancing menggunakan perahu
kecil di kawasan ini. Blue marlin juga menjadi salah satu ikan yang banyak
diburu oleh nelayan. Walaupun resikonya berat untuk mendapatkannya, namun
hargany sesuai dengan perjuangan yang dilakukan. Ikan lainnya yang banyak
diburu yakni tongkol, tuna, abu-abu (anakan tuna) dan lainnya.
Selain itu Anda juga bisa menyusuri pantai dan ada
kawasan yang biasa dikenal warga setempat batu candi. Dikenal demikian karena
di bagian ujung Pantai Teluk Kiluan ada batuan yang bentuknya menyerupai
candi-candi mini.
Pulau
Kelapa = Pulau Kiluan
Setibanya di Pulau Kiluan saya langsung menuju
penginapan sederhana yang dihuni oleh dua orang sepuh. Kebetulan ada Khairul
Anwar ( 0813 7769 5200) yang juga anak dari kedua sepuh yang tinggal di pulau
ini tengah berkunjung. Kisah menarik seputar sejarah pulau ini juga meluncur
dari bibirnya. Menurutnya, sejarah panjang tentang nama Kiluan menjadi bagian
yang tak bisa dilepaskan dengan keberadaan sosok bernama Raden Mas Karya Anta Wijaya yang berasal dari Banten. Konon,
pangeran sakti itu jika mati kelak meminta kepada warga setempat untuk
dimakamkan di pulau mungil itu. Benar saja, saat pangeran sakti itu meninggal
dunia warga setempat memakamkannya diatas bukit di Pulau Kiluan. Hingga kini kita bisa menjumpai makam Raden Mas Karya Anta Wijaya diatas bukit. Kata Kiluan dalam bahasa Lampung
berarti permintaan. Maka sejak saat itu, pulau cantik itu dikenal dengan nama
Pulau Kiluan. Saya beserta teman seperjalanan juga sempat mengunjungi makam
diatas bukit yang konon makam Raden Anta Wijaya. Kita membutuhkan waktu sekitar
15 menit untuk sampai diatas bukit.
Pada tahun
80-an Pulau Kelapa atau yang lebih tenar dikenal dengan sebutan Pulau Kiluan
dipenuhi dengan pohon kelapa. Naumn, kini, pohon kelapa itu tidak lagi
mendominasi, namun jumlahnya masih tergolong lumayan banyak. Pulau seluas
sekitar 5 hektar itu ditumbuhi aneka tanaman seperti kelapa, belimbing, tangkil,
ketapang dan lainnya. Sejak tahun 2007 wisatawan mulai berdatangan ke kawasan
teluk ini. Sejak saat itulah kawasan Teluk Kiluan mulai ramai dikunjungi dan
menjadi incaran wisatawan.
Kini Pulau Kiluan dihuni oleh 2 orang sebagai
penjaga pulau yakni Dul Hafidz dan Marhana. Mereka berdua telah menghuni pulau
ini sejak tahun 1995. Kala itu, Gunawan, pengusaha asal Jakarta yang juga sekaligus
pemilik Pulau Kiluan mempercayakan kepada
kedua sepuh itu untuk mengelolanya. Namun, kondisi Dul Hafidz yang sudah
terlalu renta membuat kakek dengan banyak cucu itu menyerahkan kepada anaknya,
Dirhamsyah yang tinggal di Gedung Tataan, Pesawaran. Sebelum dijual kepada
Gunawan, Pulau ini dimiliki oleh Jhon Jambi salah seorang jenedral kala itu.
Kemudian dijual seharga Rp 60juta kepada Gunawan kala itu.
Jika Anda menyebrang dari Teluk Kiluan maka Anda
cukup membayar Rp 15ribu dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Memang tidak
terlalu banyak fasilitas yang disediakan di sini. Namun ada penginapan yang
bisa disewa per kamar Rp 200ribu/per malam. Fasilitas yang disediakan yakni
kasur, bantal, kipas angin, kamar mandi serta listrik. Setidaknya ada 9 kamar
yang disewakan untuk para pengunjung. Berbagai kegiatan laut seperti renang dan
snorkeling bisa Anda lakukan di sini. Anda juga bisa menyewa alat snorkelling
dengan biaya per paket Rp 25ribu terdiri dari kacamata dan alat napas.
Sementara itu, biaya sewa lives jacket
Rp 15ribu dan Kaki katak Rp 10ribu.
Pantai pasir Pulau Kiluan begitu lembut. Membuat
siapa saja yang renang di sini betah berlama-lama sembari berjemur atau sekedar
melihat-lihat pemandangan yang benar-benar memukau. Pasirnya benar-benar
lembut, bersih dan putih. Paduan hijau toska dan biru pada perairan Pulau
Kiluan semakin sedap di pandang mata. Jika Anda hobi snorkelling, maka sisi
utara cocok untuk dijadikan spot menyelami keindahan bawah laut Pulau Kiluan. Cukup
menyelam di kedalaman 1-5 meter Anda langsung disuguhi pemandangan yang
memukau. Sementara pada bagian sisi barat pulau, batuan tampak memenuhi bibir
pantai.
Dolphin
Tour
Salah satu tujuan utama wisatawan menuju ke Teluk
Kiluan karena adanya lumba-lumba yang menghuni kawasan ini. Maka tak
mengherankan jika wisatawan dari berbagai daerah biasanya datang ke sini untuk
melihat komunitas lumba-lumba yang konon kawasan lumba-lumba terbesar di Asia
ini. Ada beberapa rute yang bisa ditempuh melalui dusun Sinar agung atau
Bandung jaya menuju samudera lepas untuk melihat lumba-lumba. Harga sewa per
kapal Rp 300ribu. Biasanya kiata berangkat selepas salat subuh atau jika agak
kesiangan sedikit jam 06.00, perahu akan mengantarkan kita untuk melihat
lumba-lumba.
Awalnya saya cukup takut menggunakan perahu kecil
untuk lima orang termasuk dengan nahkodanya. Saya , Vina Teknokra, Ari
Damayanti, Arno menjadi satu rombongan ditambah nahkoda. Kami sempat takut
diawal, apalagi cuaca pagi itu kurang mendukung ditambah ombak yang begitu
besar semakin menambah rasa cemas kami. Namun. Seiring dengan berjalannya waktu
akhirnya saya bisa menemukan rasa nyaman itu. Ombak semakin membesar, kulihat
perahu-perahu yang lainnya seperti timbul tenggelam diantara gelombang di
lautan lepas. Lumba-lumba mulai tampak setelah 30 menit perahu kami mengarungi
samudera. Lumba-lumba itu meloncat kesana kemari dengan riangnya. Saya berdecak
kagum dibuatnya. Sayang saya tidak bisa mengabadikan melalui lenas kamera
karena gelombang yang terlalu besar.
Teluk Kiluan looks an attractive destination in Lampung for tourists. People can also visit Coconut Island and other fishing spots here.
BalasHapusmeet and greet stansted
I appreciate their dolphin tour and it would have been great touring spot for travellers. Nice post.
BalasHapuscheap airport parking