Labuan
Bajo merupakan kota kecil yang terus mengalami perkembangan. Berbagai etnis
hidup berdampingan disini. Etnis Bugis, Makassar, Bima, Sumbawa, Sape, Jawa,
Manggarai, dan etnis lainnya hidup berdampingan dengan damai. Labuan Bajo
merupakan kota pesisir. Dermaganya pun penuh dengan kapal-kapal yang akan
menuju berbagai tujuan di NTT, terutama Taman Nasional komodo. Tak heran jika
masyarakatnya begitu terbuka dan ramah-ramah.
Kota
mungil di ujung Pulau Flores ini merupakan pintu gerbang memasuki Kawasan Taman
Nasional Komodo. Maka tak heran jika banyak “bule-bule” berlalu-lalu di kawasan
ini. Hotel, bungalow, restauran, tempat penyewaan alat selam dan travel agent banyak dijumpai disini. Kota
ini sempat menjadi iklan produk minuman. Hal ini tentunya sangat menguntungkan
Labuan Bajo itu sendiri. Saya sempat singgah ke beberapa tempat menarik saat
mengunjungi Labuan Bajo. Bangunan yang pertama saya kunjungi adalah Masjid yang unik ini.
Masjid di Pusat Kota Labuan Bajo
Melihat Tari Caci di Pantai
Pede
Pantai
Pede merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Labuan Bajo. Selain
tempatnya yang strategis, pantai ini juga merupakan pantai yang romantis. Pede
kecil adalah nama lain dari pantai Pede. Kita bisa berrenang, berjemur,
bersantai dan memancing di pantai ini. Perahu-perahu beraneka warna milik warga
pun berjejer rapih di sisi kanan pantai cantik ini.
Pasirnya
putih dan terasa tebal sekali. Saat kaki ini menginjak di bibir pantai, pasir
pun turut terangkat. Pantai yang bersih dan laut yang jernih membuat saya betah
disini. Saya menyusuri pantai ini hingga ujung. Semakin lama memandang, semakin
indah saja pantai ini. Deretan pulau-pulau kecil seolah mengitari pantai. Sungguh,
pemandangan alam yang khas Manggarai. Birunya langit Labuan Bajo pun berpadu
dengan biru laut Pantai Pede.
Saya
berkunjung pada saat yang tepat. Hari ini, Sabtu, 14 september 2013 adalah
puncak acara Sail Komodo 2013. Puluhan pasangan bujang-gadis berpakaian adat
dari 32 provinsi di indonesia pun turut menyambut kedatangan Bapak Susilo
Bambang Yudoyono. Nuansa khas NTT begitu terasa saat kita memasuki kawasan
Pantai Pede yang menjadi pusat acara Sail Komodo.
Pada
kesempatan kali ini Tarian Khas Manggarai, Tari Caci pun ditampilkan oleh
penduduk setempat. Tari Caci merupakan salah satu tarian unik warisan nenek
moyang masyarakat Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Sebelum modernisasi,
tarian ini biasanya hanya digunakan saat berlangsungnya acara adat. Hal ini
dilakukan untuk menjaga kesakralan tarian ini. Tari yang menguji kemampuan
ketangkasan, sportivitas dan olah vokal ini hanya diperagakan oleh laki-laki
dewasa dan terpilih.
Para Penari Tarian Caci
Pantai Gorontalo ( Pede
Besar )
Pantai
Gorontalo terletak di sebelah pantai Pede. Pede Besar adalah nama lain dari
Pantai Gorontalo. Pantai ini masuk dalam wilayah desa Gorontalo. Desa ini
dihuni oleh suku Bugis, Sape, Selayar, Makassar, Bima dan lainnya. Mayoritas
penduduknya beragama Islam. Saya mengunjungi Pantai Gorontalo saat siang hari.
Air laut pun surut. Tapal batas bibir pantainya begitu terlihat. Pantai Gorontalo dengan Pantai Pede hanya
dipisahkan oleh sedikit daratan yang menjorok ke laut. Jadi, sebenarnya Pantai
Gorontalo bisa Anda tempuh dengan berjalan kaki lewat Pantai Pede. Tapi, siang
hari yang terik membuat saya memutuskan untuk menyewa ojek motor. Tak kurang 6
menit dari Pantai Pede, saya pun sampai di Pantai Gorontalo. Tak perlu membayar
tiket masuk untuk memasuki pantai ini.
Perahu Nelayan di Pantai Pede
Pantai
ini seperti private beach, sepanjang
mata memandang hanya saya wisatawan yang datang kesini. Pantainya masih sangat
alami. Pantai ini pun tak kalah cantik dengan pantai Pede. Menurut warga
setempat, Pantai Gorontalo akan ramai pada sore hari. Masyarakat dari daerah
sekitar akan bersantai di sepanjang bibir pantai sambil melihat matahari
terbenam. Beberapa perahu nelayan bersadar di sekitar pantai.
Pasar Malam di Labuan
Bajo ( Komodo Expo 2013 )
Setiap
mengunjungi suatu kota, saya biasanya ingin tahu kehidupan malam di kota yang
saya singgahi. Biasanya selain menikmati kulinernya, saya juga bisa melihat
kondisi kota tersebut. Sebelum KRI Makasar 590 berlayar kembali menuju
Denpasar, saya memutuskan untuk jalan-jalan malam. Kebetulan malam ini adalah
malam terakhir Komodo Expo 2013. Sebuah ajang promosi pariwisata, budaya,
kuliner dan sharing knowledge dari
berbagai instansi dan individu.
Semakin
malam semakin ramai saja Komodo expo kali ini. Masyarakat dari berbagai etnis
berhamburan disini. Ini terlihat dari face
mereka yang begitu khas. Komodo Expo kali ini menjadi pasar malam bagi
warga Labuan Bajo dan sekitarnya. Selain itu ada juga pertunjukan seni budaya
dari Manggarai, Bima, Kupang dan daerah lainnya. Aneka kuliner khas setempat
pun bisa kita jumpai disini. Saya membeli wajik, seperti halnya wajik biasa
pada umumnya. Satu hal yang membedakannya adalah wajik ini dibuat dari nasi
ketan hitam. Ternyata rasanya seperti tape jawa yang biasa saya konsumsi saat
Hari Raya Idul Fitri.
Selain
makanan, aneka souvenir khas NTT pun bisa kita jumpai dengan mudah disini. Di
luar arena pameran, suasana malamnya tak kalah rame. Bule – bule pun banyak berjalan-jalan menikmati malam di Labuan
Bajo. Sepengetahuan saya tidak ada klub-klub malam layaknya di Kawasan Kuta. Bule-bule biasanya singgah disini
sebelum menuju Pulau Komodo.
Sepanjang
perjalanan dari dermaga menuju arena Komodo Expo banyak aneka makanan yang
dijajakan warga sekitar. Anda tak perlu susah-susah untuk mencari makanan halal
disini. Banyak muslim yang tinggal disini dan membuka kedai makanan maupun
minuman.
Hotel,
Bungalow maupun wisma tersebar luas disini. Anda tak perlu khawatir, Anda bisa
memilih tempat yang pas dan nyaman sesuai kantong Anda untuk beristirahat.
Fasilitas umum lainnya pun sudah banyak berdiri disini. Labuan Bajo sebuah kota
Mungil yang semakin maju. Budaya tradisional dan modern menghiasai wajah Labuan
Bajo. Perjalanan ke Labuan Bajo kali ini tak akan terlupakan bagi saya. Labuan
Bajo akan tersimpan rapih dalam catatan perjalanan hidupku mengelilingi
Indonesia.
Suasana di Pelabuhan Labuan Bajo ( melengkapi perjalanan kali ini )
duh kpn ya bsa jalan kya mas tri...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus