Tiba di Kebun Raya Bogor bersama sahabat dari Bengkulu, Handri.
Berkunjung
ke kota Bogor kurang lengkap rasanya jika belum mengunjungi Kebun Raya Bogor.
Pada awal Oktober 2012 lalu saya mengunjungi Kebun Raya Bogor bersama sahabat saya
dari Bengkulu, Handry. Waktu menunjukkan pukul 11.30 WIB saat kami tiba di
Terminal Baranangsiang, Bogor.
Perjalanan dari Bandung ke Bogor memakan waktu
sekitar 2 jam, perjalanan menggunakan bus. Dengan biaya Rp.40.000 sampailah kami
di Kota Bogor. Tak berapa lama rekan kami, Akmal Darussalam yang asli Bogor pun
menjemput kami.
Seolah tak mau membuang waktu begitu saja, kami bertiga langsung menuju rumah Akmal untuk istirahat sebentar. puas istirahat sekitar pukul 14.00 WIB kami bertiga langsung mengelilingi Kota Bogor. Tempat pertama yang kami tuju adalah Kebun Raya Bogor.
Museum Zoologi
Tiket masuk ke Kebun Raya
Bogor Rp. 10.000, itu sudah termasuk tiket mengunjungi Museum Zoologi. Sebuah
museum yang banyak menyimpan koleksi berragam binatang yang telah diawetkan.
Rasa penasaran yang begitu besar terjawab sudah saat kami memasuki museum ini.
Koleksinya tersusun rapih. Masing-masing binatang dikelompokkan berdasarkan
spesies, jenis dan kliennya masing-masing.
Bersama Akmal Darussalam, sahabat dari Bogor
Hal ini sangat memudahkan pengunjung
untuk mempelajari benda-benda koleksi ini lebih mendalam. Berbagai binatang air
mulai dari ikan, kerang, cumi dan binatang lainnya tampak cantik dipandang
mata. Begitu juga koleksi berbagai jenis burung, harimau, tapir, kucing hutan
dan bintang lainnya tertata rapih.
Koleksi jenis Ikan - Museum Zoologi - Kebun Raya Bogor
Dari sekian banyak koleksi yang dimiliki
museum Zoologi ada satu koleksi yang membuat kami takjub. Kerangka ikan Paus
Biru yang sangat besar. Kerangka Ikan Paus Biru ini juga pernah saya jumpai di
Museum Siwa Lima, Ambon.
Kerangka Ikan Paus Biru - Museum Zoologi
Kami memasuki setiap ruangan di museum ini. Sementara
itu, di depan museum ada toko souvenir khas Bogor. Jadi, buat Anda yang hobi
berburu benda-benda unik nan khas jangan lupa untuk mampir ke toko ini. Selepas
berjalan mengelilingi Museum Zoologi kami memutuskan untuk mengelilingi Kebun
Raya Bogor dengan berjalan kaki. Sungai yang besar kami jumpai saat kami
melewati rimbunnya Kebun Raya Bogor. Jalan besar nan lebar sangat nyaman sekali
untuk para pengunjung.
Rimbunnya Kebun Raya Bogor - Bersama Sahabat Bengkulu, Handri.
Jika
memasuki Kebun Raya Bogor melalui pintu utama, Anda akan menjumpai arca manusia
gajah. Arca tersebut terletak di atas pilar pada kedua sisi pintu gerbang.
Gedung yang berada di sebelah kiri adalah kantor Direktorat Jenderal
Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam ( PHPA ). Sementara itu, di bagian
depannya, Jalan Kenari I membentang
sepanjang 450 meter. Nama jalan ini diperoleh dari tanaman Kenari, Canarium
commune ( Burs. ) yang ditanam oleh Teysmenn pada tahun 1932 di kedua sisi
jalan. Biji buahnya dapat dimakan dan biasanya dijual di pasar untuk cake dan
kue kering, dan tempurung buahnya dibentuk menjadi gantungan.
Menyusuri
Jalan Kenari I, di sisi kanan jalan adalah jajaran angsana/sono kembang , yang
berasal dari Kepulauan Maluku. Cairan berwarna merah dari kulit pohon ini, jika
diambil sarinya dan dikeringkan, dikenal dengan nama kino dan digunakan sebagai
zat pewarna dan obat. Tepat di dekat simpang empat jalan aspal, ada monumen
peringatan untuk Lady Olivia Mariamne Raffles, yang meninggal di Jakarta pada
tahun 1814.
Berfoto diantara pepohonan yang rimbun
Perjalanan
masih saja kami teruskan. Semakin kami berjalan semakin banyak hal baru yang
kami temukan. Kami berjalan menyebrangi jembatan sungai Cibalok. Dari jembatan
ini kami memutuskan belok ke kanan dan kami menjumpai Hutan Palem yang begitu
mempesona. Rumpun Pinang Merah, suatu jenis palem dengan pelepah daun berwarna
merah yang cukup populer tampak terhampar luas.
Ada berbagai jenis palem
disini, tidak hanya dari dalam negeri,
tapi dari luar negeri pun ada. Wow..... Subhanalloh,,,, sejauh mata memandang
hanya tanaman palem yang terhampar luas. Berbaris rapih seperti pagar ayu. Palem
dengan berbagai jenis dan bentuk begitu indah. Segala kepenatan sirna ketika
saya memasuki kawasan hutan Palem ini.
Pohon Pisang Kipas
Sekilas tentang Kebun
Raya Bogor yang Mempesona
Pendiri
Lands Plantentuin yang diberikan Belanda untuk Kebun Raya Bogor, adalah Casper
Georg Carl Reinwardt, seorang Jerman yang pindah ke Amsterdam dan mempelajari
ilmu Botani. Belanda kembali mengelola Kebun Raya dari tahun 1945 hingga 1949.
Pada tahun 1962, Kebun Raya Bogor menjadi bagian dari Lembaga Biologi Nasional.
Berragam
bangunan tua ala Eropa dapat kita jumpai dengan mudah di Kebun Raya Bogor ini.
Saya sendiri sangat menikmati perjalanan kali ini. Selain bisa menikmati hutan
di tengah kota saya juga bisa melihat bangunan gotic ala Eropa. Sebut saja
monumen yang didirikan Raffles untuk istrinya yang meninggal pada tahun 1814,
masih berdiri kokoh hingga kini. Bangunan laksana menara bulat dominan warna
putih ini sangat kental nuansa Eropanya. Disana membentang jalan yang luas ditumbuhi berbagai jenis bunga yang indah.
Bunga Bersemi membentang sepanjang jalan
Bangunan-bangunan
lainnya seperti Istana Bogor juga bisa kita jumpai disini. Istana Bogor begitu
mempesona. Banguna yang dikelilingi
dengan kolam bunga teratai ini begitu indah dan anggun. Rumput hijau bak
permadani seolah menawarkan kesan yang mendalam. Istana Bogor memang tidak
dibuka pada hari-hari biasa. Hanya hari-hari tertentu saja kita bisa masuk ke
dalam istana yang dulunya merupakan Istana presiden.
Istana Kepresidenan Bogor
0 komentar:
Posting Komentar