Pulau-pulau di perairan Bakauheni cukup banyak, ada yang berpenghuni, tapi tak sedikit yang kosong alias tak dihuni penduduk. Selain itu, pulau-pulau ini belum banyak diketahui masyarakat.
MENJEJAK di pulau-pulau tak berpenghuni di pesisir
Bakauheni membuat para penjelajah seperti berada di private island area.
Tim perjalanan Lampung Post kembali menyuguhkan kepada para pembaca
mengenai keindahan pulau-pulau yang tersembunyi di pesisir Bakauheni,
Lampung Selatan.
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam dari Bandar
Lampung, akhirnya kami sampai di Dermaga Keramat yang terletak di Dusun
Keramat, Desa Sumur, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan. Jalanan yang
kami lalui sepanjang Bandar Lampung-Bakauheni terbilang mulus.
Dermaga Keramat ini merupakan salah satu pintu
keluar-masuk menuju pulau-pulau kecil di sekitarnya. Perahu yang
dinakhodai Muhammad Yunus telah siap di sana.
Nama Dusun Keramat diambil dari nama pulau yang
berjarak 2 kilometer dari dermaga. Kuburan yang diduga penyiar agama
Islam setempat berada di pulau yang banyak didominasi pohon bakau itu.
Beberapa keramba juga tampak berjejer di tepian Pulau Keramat. Tim
perjalanan kami kembali melanjutkan pelayaran mini ini menuju Pulau
Sindu.
Pak Yunus mengatakan pulau yang juga banyak ditumbuhi
pohon kelapa ini merupakan salah satu pulau tak berpenghuni di pesisir
Bakauheni. Banyak pohon mangrove yang menjadi habibat berbagai jenis
ikan di sana. Kapal yang kami tumpangi mengitari Pulau Sindu. "Pulau
Sindu ini memang banyak pohon bakaunya, kapal juga tidak bisa menepi,"
kata dia.
Puas mengelilingi Pulau Sindu kami melanjutkan
perjalanan menuju Pulau Kandang. Hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar
20 menit dari Pulau Sindu, kapal kami menepi ke bibir pantai pulau
mungil ini. Pulau Kandang merupakan salah satu pulau yang landai dan
memiliki pantai paling indah di antara pulau-pulau lainnya di pesisir
Bakauheni. Kita bebas untuk berenang dan menyusuri garis pantai yang
terbentang luas. Perpaduan warna air laut yang putih bening, biru muda,
dan biru tua tampak menjadi satu kesatuan yang begitu memikat.
Nenah Handayani, salah satu pengunjung dari Bandar
Lampung, mengatakan Pulau Kandang merupakan salah satu pulau cantik di
kawasan ini. Pantainya juga landai sehingga aman untuk berenang. Garis
pantainya yang memanjang cocok untuk disusuri bersama kawan-kawan
tercinta. "Pantai sangat rekomended untuk piknik bersama keluarga, keren
nih pantai," kata wanita berhijab itu.
Pulau Kandang ini merupakan gugusan kepulauan di
Bakauheni yang berpenghuni. Ada tiga kepala keluarga yang tinggal secara
terpencar di beberapa sudut di pulau ini. Wawan Hermawan (25), salah
satu penghuni pulau ini yang tinggal bersama istrinya, Titin (20). Wawan
mengaku betah tinggal di sini, pasalnya ia menggarap kebun pisang yang
mudah untuk menghasilkan uang.
Wawan mengatakan bahwa dulunya ayahnya yang lebih
dulu tinggal di sini, tapi karena faktor usia akhirnya ia bersama
istrinya yang tinggal di sini. "Kebun pisang yang saya kelola bisa
menghasilkan pundi-pundi rupiah, ketimbang tinggal di daratan susah cari
makan," kata dia.
Walaupun hanya tiga rumah yang letaknya terpisah,
pulau ini banyak dikunjungi wisatawan. Wawan menjelaskan banyak
wisatawan yang datang ke sini saat akhir pekan. Bahkan, tidak hanya
wisatawan yang berasal dari dalam negeri, tapi juga dari mancanegara
kerap singgah. "Biasanya mereka menginap di tenda yang mereka bangun
sendiri di bibir pantai," kata dia.
Kami pun melanjutkan menyusuri pulau-pulau
berikutnya. Pulau Dua, pulau yang banyak ditumbuhi tanaman bakau ini
memang memiliki dua daratan yang berbeda dan terpisah dengan laut. Kapal
yang kami tumpangi menyusuri selat mungil di antara dua pulau cantik
ini.
Pulau Prajurit menjadi sasaran berikutnya, lagi-lagi
tak tampak kehidupan di pulau yang banyak dikelilingi batu cadas. Batu
dengan kontur tak merata ini menambah cantik pulau tersebut.
Pulau terakhir yang kami kunjungi, yaitu Pulau
Harimau alias Pulau Rimau Balak, yang berpenghuni 78 kepala keluarga
(KK). Kami sengaja bermalam di sini, di kediaman Pak Yunus, sang nakhoda
kami. Keluarga keturunan Bugis yang sangat ramah ini rupanya sering
menjadi rumah singgah bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini.
Kami disambut baik oleh keluarga yang telah puluhan tahun tinggal di
sini. ?Mari silakan masuk di kediaman kami," ajak Pak Yunus.
Pulau Harimau ini memang terbilang cukup luas. Ada
empat area yang banyak dihuni penduduk sekitar, yakni Gusung Berak,
Sukamaju, Buah, dan Peritaan. Masing-masing area ini dihuni oleh 10?20
KK. Pulau Harimau juga memiliki tanah yang subur, berbagai hasil
pertanian seperti jagung dan pisang banyak dihasilkan di pulau ini.
Ahmad Nurjaman, kepala Dusun Pulau Harimau,
mengatakan walaupun sudah banyak dihuni penduduk sekitar, listrik belum
juga menyentuh daerah ini. Penduduk sekitar pernah mendapatkan bantuan
listrik tenaga surya, tapi sudah banyak yang rusak, kini warga kembali
menggunakan lampu totok untuk penerangan.
Sarana pendidikan di pulau ini juga masih sangat
kurang. Padahal banyak potensi yang bisa dikembangkan di pulau kami,
baik wisata maupun yang lainnya. "Semoga ke depan pemerintah serius
menggarap pariwisata di pulau kami agar semakin berkembang," kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar